MENARAnews.com, Denpasar(Bali) – Dari rekapitulasi laporan intensifikasi pengawasan pangan mejelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2019 yang dilakukan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Denpasar mulai dari 22 April sampai 3 Mei 2019. Dengan pengambilan sampel dibeberapa Kabupaten di Bali mulai dari, Kabupaten Badung, Denpasar dan Tabanan. Target diutama pada pangan olahan Tanpa Izin Edar (TIE), Kedaluwarsa dan rusak (penyok dan kaleng berkarat)dan pada sarana distribusi pangan mulai dari, import atau distributor, toko, supermaket, hypermart, pasar tradisional serta para pembuat atau penjual parsel dan pangan jajanan untuk buka puasa atau takjil.
Dari beberapa pengambilan sampel dibeberapa Kabupaten tersebut mulai dari, Kabupaten Badung jumlah temuan rusak sebanyak 27 kemasan sedangkan kemasan kedaluarsa sebanyak 145 sedangkan untuk kemasan Tanpa Ijin Edar (TIE) ada sebanyak 10 kemasan, Kota Denpasar jumlah temuan rusak sebanyak 10 kemasan dan untuk kemasan kedaluarsa sebanyak 29 kemasan, TIE ada sebanyak 0 kemudian untuk Kabupaten Tabanan jumlah temuan rusak ada sebanyak 7 kemasan sedangkan untuk kemasan kedaluarsa ada sebanyak 312 kemasan dengan TIE sebanyak 27 kemasan, itu disampaikan, Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Denpasar, Bali, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Senin,(6/5/2019).
Dilanjutkan,hasil dari intensifikasi pengawasan pangan menjelang Ramadhan dan Hari Raya Indul Fitri 2019 yang telah dilakukan mulai dari 22 Apri sampai 3 Mei 2019 dengan total jumlah temuan ada sebanyak 90 item (567 kemasan yang terdiri dari, Kemasan rusak 20 item atau 22%, Kedaluarsa 67 item atau sebanyak 75%.
“Hasil temuan kita yang dilakukan sampai saat ini, kemasan kedaluarsa ditemui masih ada sebanyak 75%,” jelasnya.
Disampaikan, pada hari pertama puasa untuk takjil pertama buka puasa langsung juga dimonitor dengan menyasar pasar Ramadhan Masjid raya Baiturrahmah, Kampung Jawa, Denpasar, Bali. Dengan kosen pengawasan seperti Formalin, Boraks dan Rhodamin B dengan pengambilan secara sampeling.
“Dari monitor pertama yang kami lakukan, di sini (di pasar Ramadhan Masjid raya Baiturrahmah, Kampung Jawa, Denpasar, Bali) untuk takjil nihil bahan berbahaya seperti Formalin, Boraks maupun Rhodamin B,” tegasnya. (DI)
Editor: N. Arditya