Gerakan Mahasiswa Bali Peduli Demokrasi, Tuntut Rekonsiliasi Demi Meredam Suasana Politik

MENARAnews.com, Denpasar(Bali) – Dalam rangka menyikapi berbagai persoalan kebangsaan pasca pemilu 2019, Gerakan Mahasiswa Peduli Demokrasi menggelar konferensi pers sebagai bentuk kepedulian dan kecintaaan untuk mempertahankan kesatuan NKRI di Kubu kopi, Jl. Hayam wuruk, Denpasar, Kamis(23/5/2019).

Gerakan Mahasiswa Peduli Demokrasi tergabung dari KMHDI Denpasar dan Badung, HMI Denpasar, GMKI Denpasar, PMKRI Denpasar, IMM Denpasar, Permahi Bali dan Narmada Bali.

Beberapa poin penting yang disampaikan dalam konferensi pers tersebut yaitu, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak terjebak atas narasi provokasi oleh oknum yang ingin memecah belah persatuan Indonesia, mendorong para pihak yang merasa dirugikan pasca Pemilihan Umum Serentak 2019 untuk menempuh mekanisme hukum yang berlaku, mengawal dan menghormati serta menerima proses dan hasil keputusan Mahkamah Konstitusi dalam sengketa Pemilihan Umum, mendorong aparat penegak hukum untuk melakukan upaya preventif dan mengambil tindakan tegas dalam hal menegakkan keadilan, menuntut dilakukannya rekonsiliasi pasca penetapan hasil Pemilihan Umum berdasarkan hasil putusan Mahkamah Konstitusi serta mengajak seluruh masyarakat Bali agar tetap menjaga persatuan dan tidak terprovokasi dengan situasi yang sedang terjadi.

Aristo Mulyadi Waku, selaku moderator acaranya menyampaikan bahwa kegiatan kali ini berbeda dengan aksi di Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denlasar, kenapa tidak turun ke jalan, karena dirasa konfrensi pers lebih aman melihat kondisi politik saat ini yang berpotensi memicu aksi perlawanan lain.

“Tidak peduli bagaimana bentuk aksi penyampaiannya, yang terpenting adalah pernyataan sikap dan tuntutan yang disampaikan,” ujarnya

Aristo juga menambahkan bahwa Gerakan Mahasiswa Bali Peduli Demokrasi ini adalah gerakan kritis yang netral dan tidak berpihak pada pihak manapun. Dan untuk oknum pembuat rusuh yang telah terindikasi, Aristo menegaskan bahwa dirinya dan mahasiswa lainnya tidak mau menyebut kelompok manapun karena menunggu kepastian resmi dari Kepolisian.

“Terkait daftar oknum-oknum yang menjadi pembuat rusuh itu bentuknya masih indikasi belum pasti dan kami akan mendorong pihak kepolisian untuk melakukan penyidikan secara tuntas hingga bisa dipastikan oknum yang sebenarnya,” tambahnya.

Dalam konferensi pers tersebut, Gerakan Mahasiswa Bali Peduli Demokrasi juga menyampaikan belasungkawa terhadap Pahlawan Demokrasi yang telah gugur pada Pemilihan Umum 2019 serta mendesak Pemerintah memberikan dana santunan dan memastikan dana santunan tersebut diterima langsung oleh pihak keluarga korban yang telah gugur dalam Pemilihan Umum 2019. (DI)

 

Editor: N. Arditya