Gandeng Kaum Feminis, APWLD Gelar Karnaval Bentuk Perlawanan Terhadap IMF – WB

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Hingga hari terakhir pelaksanaan IMF – WB 2018, arus penolakan terus disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat, kali ini penolakan datang dari Asia Pacific Forum on Women (APWLD) dengan tajuk perlawanan kaum Feminis terhadap IMF – WB.

Kegiatan dalam bentuk karnaval tersebut merupakan bentuk perlawanan feminis melawan IMF WB, dimana selama ini mengkampanyekan dan mengklaim kesetaraan gender. “Salah satu bentuk kosistensi IMF yang kita tunjukkan yakni kata tidak pas woman for growth dimana yang dinilai adalah perempuan yang bekerja menghasilkan uang padahal yang tepat adalah growth for woman dimana perempuan sebagai ibu rumah tangga juga bekerja dan itu mulia”, jelas Wardarina, Program Officer APWLD Pusat saat membukan acara di Jatijagat Kampung Puisi, Denpasar, Minggu, sore (14/10/2018).

Acara ini juga bagian ruang ekspresi perempuan dan untuk menyatukan bersama dari berbagai ormas/NGO yang tergabung dalam Gerak Lawan, Gerakan Rakyat Melawan IMF-WB dan People Summit. “Saya termasuk orang dari NGO yang bisa masuk resmi ke IMF-WB namun sangat mengecewakan karena disana tidak ada civil society dan dialog untuk menyuarakan aspirasi kami, mereka hanya menampung kritikan tanpa berkomentar apapun”, ungkapnya tegas.

Lebih lanjut relawan perwakilan APWLD asal Malaysia menyoroti dimana perempuan di Asia Pasifik sudah mengalami dampak dari segala kebijakan yang diterapkan oleh IMF-WB. “Kami mewakili perempuan dari Asia Pasifik bersatu untuk meneruskan perjuangan melawan IMF – WB” sebut Diana.

Sementara, Lalu Tianan selaku perwakilan dari Solidaritas Perempuan mengaku bahwa lapisan masyarakat saat ini berpadu untuk melawan sistem yang telah dibuat oleh IMF-WB. “ Mereka selama ini telah merampas dan menghancurkan kedaulatan kita, untuk itu perempuan harus bisa menciptakan sistem yang adil dan berdaulat tanpa kehadiran peran organisasi tersebut”, tutupnya. (NN)

Editor: N. Arditya