MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Pasca pembatalan kegiatan Pekan Akulturasi Budaya Komunitas yang diindikasikan sebagai kegiatan tandingan IMF-WB 2018, panitia penyelenggara yang menamakan diri sebagai Gerak Lawan Menyikapi IMF-WB menyebut faktor intervensi dari aparat keamanan menjadi hal penting dalam proses pembatalan tersebut. Hal demikian diungkapkan Nyoman Mardika selaku perwakilan Yayasan Manikaya Kauci saat menggelar konferensi pers di Kubu Kopi, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Sabtu, sore (13/10/2018).
“Kami mendapatkan berbagai tekanan terkait gerakan kami dengan alasan menjaga pariwisata padahal sebelumnya sudah kita agendakan di kawasan TVRI Denpasar. Termasuk pembrangusan baliho-baliho Tolak Reklmasi yang tidak ada hubungan dengan IMF-WB. Padahal kegiatan IMF-WB adalah kegiatan rutin tahunan namun penerapan di Bali berbeda karena ruang ekspresi dan aspirasi publik diintimidasi”, jelasnya.
Lebih lanjut sikap konsisten menolak IMF – WB juga ditunjukkan perwakilan dari Solidaritas Perempuan yang menyebutkan bahwa IMF merupakan sebuah sistem yang telah mengubah dan merusak tatanan yang berada di masyarakat saat ini. “Mereka hanya merusak sistem yang sudah ada sebelumnya seperti berbagai proyek pembangunan harus menggusur sekian desa, layaknya masalah Kedung Ombo” tutup Dinda Yura Nisa. (NN)
Editor: N. Arditya