Ormas dan OKP Islam Kota Bukittinggi Serukan Aksi Bela Palestina

MENARAnews, Bukittinggi (Sumatera Barat) – Ormas dan OKP Islam Kota Bukittinggi dalam press rilisnya menghimbau kepada kaum muslimin Sumatera Barat dan Bukittinggi khususnya untuk mengikuti Aksi Bela Palestina di Pelataran Jam Gadang Bukittinggi.

Pernyataan sikap Ormas dan OKP Islam Kota Bukittinggi yang diwakili oleh Ketua Aksi Bela Palestina, Afdal Dinilhaq menyatakan mengutuk dan mengecam tindakan yang dilakukan oleh Donald Trump dan Israel yang mengakui Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel.

Dalam siaran pers tersebut, Afdal menyeru kepada seluruh komponen umat Islam pada umumnya untuk hadir dalam Aksi Bela Palestina pada hari Sabtu 23 Desember 2017 pukul 10.00 hingga 16.00 WIB. Titik kumpul akan dilaksanakan di Lapangan Wirabraja (Kantin), selanjutnya long march menuju Jam Gadang. Sedangkan bentuk-bentuk kegiatan adalah mengumpulkan donasi untuk rakyat Palestina dan orasi penolakan terhadap pengakuan sepihak oleh Amerika Serikat terhadap Yerussalem sebagai Ibukota Negara Yahudi.

Berikut adalah Press Release dari Ormas dan OKP Islam Kota Bukittinggi terkait Aksi Bela Palestina :

“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Bismillahirrahmanirrahim,

Sejak Negara Israel berdiri tahun 1948 di atas tanah Palestina, setelah kemenangan dalam perang melawan Pasukan Pembesan Arab di bawah Liga Arab, tindakan kesewenang-wenangan dari Zionis Israel terhadap rakyat Palestina sangat luar biasa. Untuk menguasai daerah yang dikuasainya, kejahatan kemanusiaan yang terjadi tidak akan pernah bisa dilupakan oleh kita. Tidak ada satupun Negara di dunia ini yang bisa membenarkan kejahatan terhadap kemanusian itu.

Keberpihakan dan standard ganda yang dimainkan oleh Barat dengan sekutunya Amerika Serikat, memberikan keistimewaan terhadap Israel yang tidak pernah mendapatkan sanksi tegas dari PBB terhadap kejahatan kemanusian yang mereka lakukan itu. Sikap yang demikian itu tidak terlepas dari utang budi Eropa terhadap kaum Yahudi dalam Perang Dunia Pertama dan Kedua.

Pertumpahan darah yang terjadi tidak pernah berhenti, rakyat Palestina diisolasi dan infrastruktur negeri ini diporak porandakan. Akses terhadap dunia luar dipersulit dan sampai hari ini rakyat Palestina tidak pernah merasakan kemerdekaan atas tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh Israel atas tanah airnya.

Pada tanggal 6 Desember 2017 yang lalu, Donald Trump Presiden Amerika Serikat kembali menegaskan dukungannya secara penuh kepada Israel dengan mengakui Yerussalem sebagai Ibu Kota negaranya. Pengakuan sepihak itu menyebabkan pengakuan atas kontrol penuh Israel terhadap Yerussalem. Hal tersebut melanggar resolusi PBB No. 181 tahun 1947, bahwa Yerussalem bagian yang tidak bisa dikuasai secara penuh oleh Israel, dengan pembagian wilayah Yerussalem Barat diurus oleh Israel dan Yerussalam Timur oleh Negara Palestina.

Pengakuan Amerika tersebut mengakibatkan keberadaan Masjid Al-Aqsa yang merupakan kiblat pertama kaum muslimin dan Masjid yang termulia setelah Masjidil Haram serta Masjid Nabawi menjadi kontrol penuh mereka. Pengakuan itu pun sekaligus memperkuat Israel sebagai negara Yahudi. Hal ini dinyatakan oleh Netanyahu setelah pidato Donald Trump dengan mengeluarkan pernyataan “Jewish People and Jewish State Will Always be Forever Grateful”. Netanyahu juga menyampaikan, ini adalah tujuan kami sejak berdirinya Israel dan tujuan itu bisa dicapai dengan mudah melalui bantuan dari Amerika Serikat.

Pernyataan Netanyahu tersebut telah menegaskan bentuk dari Negara Israel adalah Negara Agama, tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan karena mereka menjadikan Yerussalem sebagai ibu kota negaranya. Pengakuan ini perlu ditolak karena Yerussalem bukanlah milik mereka, akan tetapi adalah milik umat muslim dimana disitulah terletaknya Masjidil Aqsa. Pernyataan Netanyahu itu telah merambah pada ranah keyakinan atau aqidah, maka sudah menjadi kewajiban kaum muslimin dimana saja mereka berada untuk mebela Masjidil Aqsa dan rakyat Palestina dari tindakan kesewenang-wenangan itu.

Ummat muslim Bukittinggi khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya adalah bagian yang mempunyai kewajiban untuk membela Palestina dan mengutuk tindakan yang dilakukan oleh Donald Trump dan Israel tersebut. Sehubungan dengan itu panitia dan seluruh Ormas dan OKP Islam menyerukan pada seluruh kaum muslimin untuk bisa meluangkan waktunya menghadiri Aksi Bela Palestina tersebut. Target massa yang diharapkan bisa hadir sekitar 10.000 orang.

Ucapan terima kasih dari kami panitia khususnya dan Ormas serta OKP Islam kepada seluruh stakeholder yang telah meberikan dukungan baik tenaga, fikiran dan materi dalam kegiatan ini, semoga tercatat sebagai amal jihad di sisi Allah SWT.

Panitia Aliansi Bela Palestina Sumatera Barat. Afdal Dinilhaq (Ketua). (ril/AD)