MENARAnews, Denpasar (Bali) –Keberadaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai salah satu kekuatan perbankan Indonesia dan lembaga keuangan mikro, diharapkan mampu mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu tantangan yang dihadapi BPR kedepan adalah penguatan permodalan sehingga dapat terwujud industri yang sehat, kuat dan produktif. Oleh karena itu, dalam pemenuhan kebutuhan permodalan tersebut, BPR diharapkan memanfaatkan fasilitas penjaminan kredit dari PT Jamkrida Bali Mandara. Dengan demikian akan mampu mengatasai permasalahan kekurangan modal usaha bagi UMKM yang usahanya layak namun kesulitan mengakses kredit karena keterbatasan agunan (jaminan fisk atau collateral).Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta dalam sambutannya saat membuka acara Evaluasi Kinerja BPR dan BPRS Se Provinsi Bali Tahun 2017 dan Pemaparan Outlook Ekonomi Tahun 2018 di Agung Room Hotel Inna Bali Beach, Sanur, Rabu (6/12/2017).
Lebih jauh dalam sambutannya, Sudikerta yang didampingi Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Bali, I Nengah Laba menyampaikan bahwasannya sejalan dengan kondisi ekonomi nasional, kinerja ekonomi Bali di tahun 2016 menunjukkan perkembangan dimana perekonomian Bali tumbuh sebesar 6,24% lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sebesar 6,03 % serta lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02%.
Kondisi ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan dalam Program Bali Mandara yang lebih menitik beratkan pada perbaikan ekonomi masyarakat miskin seperti Program Gerbangsadu, bedah rumah, Simantri dan termasuk didalamnya juga Program Jamkrida. “Meskipun berbagai kemajuan telah dicapai pada tahun 2016, namun kedepannya masih ada berbagai kendala yang perlu mendapat pemikiran bersama. Terlebih saat ini dari sisi ekonomi, erupsi Gunung Agung memberi pengaruh pada berbagai sektor. Untuk itu semua stakeholder diharapkan dapat berpartisipasi aktif dan mencarikan solusi terhadap persoalan tersebut,“ imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara Hizbullah dalam sambutannya menyampaikan kinerja perbankan Bali hingga September 2017 masih tumbuh positif yang tercermin dari total asset bank yang mencapai Rp 122, 2 Trilliun dengan pertumbuhan asset perbankan mencapai 10,26% lebih tinggi dari periode sebelumnya September 2016 yang tumbuh 7,58%.
Secara khusus, kinerja industri BPR di Provinsi Bali tergolong cukup baik, meskipun menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Total asset BPR di Bali hingga September 2017 tercatat sebesar Rp.13,8 triliun dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8,87 %. Pencapaian kinerja BPR masih banyak menghadapi tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama. Hizbullah mengurai selain faktor permodalan, BPR juga menghadapi tantangan kinerja perkreditan BPR yang diproyeksi menurun karena adanya dampak dari erupsi Gunung Agung serta peningkatan SDM baik pegawai maupun pengurus BPR yang perlu dilakukan secara berkesinambungan.
Selain itu, tantangan BPR kedepan juga tak kalah berat dengan mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Untuk itu Hizbullah mengajak seluruh pengurus BPR untuk menyambut era MEA untuk sektor perbankan tahun 2020 dan tantangan – tantangannya dengan optimisme tinggi melalui penguatan permodalan, peningkatan kualitas SDM, penerapan tata kelola yang baik dan manajeman risiko yang memadai. OJK Regional 8 Bali Nusa Tenggara mengawasi sekitar 179 BPR dimana 136 BPR terletak di Provinsi Bali, 32 BPR di NTB dan 11 BPR di NTT. (NN)
Editor: N. Arditya