Aksi AMP dan FRIWP di Malang Berujung Anarkis

MENARAnews, Malang – Aksi unjuk rasa yang melibatkan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) di Kota Malang, Jawa Timur berakhir dengan tindakan anarkis. Massa aksi terlihat saling melempar dengan masyarakat di sekitar perempatan Rajabali menuju arah jalan Kahuripan.

Pada awalnya, massa yang berjumlah sekitar 70 orang itu akan menggelar aksi dari Alun-alun Kota Malang menuju Balaikota. Mereka berencana melakukan long march melalui Jalan Basuki Rahmad dan Jalan Kahuripan.

Namun polisi melakukan blokade di sepanjang Jalan Kahuripan, sehingga massa aksi terpaksa melakukan orasi di jalan tersebut. Pihak keamanan juga berusaha melakukan negoisasi dengan peserta demo agar segera menghentikan aksi itu, karena pada saat bersamaan muncul sekelompok massa yang menolak aksi AMP dan FRIWP.

Dalam aksi tandingan itu, sekelompok massa menganggap bahwa demo AMP mengganggu ketertiban umum.

“Cepat pulang, jangan mengganggu ketertiban umum di Malang,” kata sekelompok massa.

Massa AMP dan FRIWP tidak terima dengan teguran tersebut, sehingga keduanya  terlihat saling mengolok dan akhirnya berujung pada aksi saling lempar dan kejar-kejaran. Aksi anarkis itu terjadi di sepanjang jalan Basuki Rahmad.

“Mereka saling lempar batu dan kejar-kejaran, sehingga ada lampu lalu lintas yang pecah,” kata Andik Dwi Bactiar, warga di sekitar lokasi, Kamis (15/08/2021)

Aksi anarksi itu berlangsung sekitar 20 menit sehingga berdampak pada macetnya lalu lintas di sekitar lokasi itu, namun pihak keamanan bergerak cepat sehingga arus lalu lintas dapat kembali normal

Dari kejadian tersebut, pihak keamanan juga mengamankan dengan paksa beberapa massa AMP. Mereka terlihat dinaikkan ke atas truk polisi dan juga terlihat mengalami luka-luka akibat lemparan batu.

Menurut Kapolresta Malang Kota, AKBP Asfuri, aksi demo yang dilakukan oleh massa AMP cenderung membawa pesan dan aspirasi yang melanggar ketentuan demonstrasi sehingga polisi harus bersikap tegas.

“Dalam orasi di aksi AMP dan FRIWP, peserta aksi selalu menyuarakan Papua Merdeka dan ingin memisahkan diri dari Indonesia. Jadi dari fakta itu kami melakukan tindakan tegas dan terukur, sesuai dengan aturan yang berlaku,” tegas Asfuri.

Namun demikian polisi tidak melakukan penahanan, para peserta aksi yang berasal dari berbagai daerah akhirnya dipulangkan ke rumah masing-masing.

Massa dari berbagai daerah tersebut selanjutnya dipulangkan ke rumah masing-masing. Polisi tidak melakukan penahanan terhadap massa aksi.

“Massa aksi kami kembalikan ke rumah, namun kami melakukan aksi pengamanan di depan UMM,” katanya. (NSN)