Tanggapi Bijak Pro Kontra Sosok Habaib, LDNU Denpasar : Tetap Hormati, Tapi Tidak Harus Diikuti

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Kebebasan memperoleh informasi melalui media sosial, selain banyak memberikan informasi bermanfaat, tidak sedikit pula memberikan efek buruk bagi masyarakat yang dengan mudah menerima informasi tanpa melakukan kroscek terlebih dahulu.

Terlebih ditengah kebijakan pembatasan kerumunan massa di era pandemi saat ini, media sosial pun semakin ramai digunakan untuk menyebarkan informasi sosialisasi, bahkan hingga menyebarkan dakwah agama. Menanggapi hal tersebut, Ketua Lembaga Dakwah Nahdatul Ulama (LDNU) Kota Denpasar, KH. Ahmad Jauhari menuturkan, masyarakat haruslah berhati-hati dan bijak dalam menerima informasi, khususnya perihal dakwah.

“Sebagai sebagai warga Nahdiyin, khususnya para kader maupun pengurus yang berada dibawah naungan LDNU Kota Denpasar, mengajak pada seluruh umat muslim khususnya terhadap berita-berita yang sekiranya membuat resah, membuat umat kurang nyaman, harus berhati-hati. Alquran sendiri sudah menjelaskan hal itu dalam Surah Al-Hujurat Ayat 6,” himbauanya di Sekretariat LDNU Kota Denpasar, Sabtu (21/11/2020).

Surah Al-Hujurat Ayat 6 sendiri berbunyi: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”.

“Berdakwalah dengan kata-kata bijak dan enak didengar, tidak mebuat pendengarnya resah, lebih-lebih untuk memprovokasi,” sambung Kyai Jauhari, didampingi Sekjen dan Pengurus LDNU Kota Denpasar.

Lebih lanjut, dengan ramainya pro kontra netizen perihal sosok seorang Habaib, Sekjen LDNU Kota Denpasar, Prawoto, meluruskan agar pro kontra tersebut tetap disikapi dengan bijak, tetap harus menghormati, tapi tidak harus diikuti.

Sekjen LDNU Kota Denpasar, Prawoto didampingi Pengurus LDNU Kota Denpasar

“Kami menekankan di LDNU Kota Denpasar, siapa saja, bukan hanya Habaib yang bergelar Habaib, yang itu masih makhuk-Nya (Allah), kita tetap harus menghormati, tapi tidak mengikuti. Terlebih-lebih walaupun orang itu banyak pengikut, belum tentu yang banyak itu (pengikut) sesuatu yang benar. Bukan kuantitas tapi kualitas. Sebagai LDNU kembali mengingatkan pada warga Nahdiyin, mari kita sama-sama membangun keutuhan bangsa dan negara dengan cinta tanah air,” terang Prawoto.(*)

Editor: N. Arditya