MENARANews – (Demak) Pasien Dalam Perawatan (PDP) Covid-19 yang dirawat di RS Sunan Kalijaga Demak, diduga memilih mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari gedung lantai tiga RSUD Kalijaga Demak.
Menurut Kepala Bidang pemasaran dan rekam medis RSUD Kalijaga, Dr Abdul Rohman, kejadian tersebut terjadi di bangsal isolasi lantai 3 pada dini hari, Rabu (8/7/20)
“Kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 00.50 wib, ada satu PDP Covid-19, loncat dari lantai 3 bangsal isolasi berakhir meninggal dunia lantaran mengalami patah tulang leher,” ucap dr. Abdul Rohman.
Menurut juru bicara RSUD Kalijaga tersebut, kejadian berlangsung sangat cepat, dimana semula terdengar suara gaduh di ruang isolasi covid-19 tempat korban dirawat dan saat petugas piket masuk keruangan sudah mendapati yang bersangkutan sudah setengah badan di balkon sehingga tidak kesampaian untuk menggapainya.
“Tidak ada satu menit kejadiannya, korban sempat merusak pagar tralis yang ada di jendela kamar dan meloncat. Begitu sudah ada dilantai bawah, langsung kita bawa ke UGD untuk penanganan tetapi nyawanya tidak tertolong,” terang dr Abdul Rohman menceritakan kronologi.
Dari data rekam medis korban, M (37) warga Kedungori, Dempet, Demak, sudah menjalani Perawatan selama 7 hari, dimana diagnosa awal mengalami gangguan pernafasan dan hipertensi, bahkan korban juga sudah dilakukan test swab tetapi hasilnya belum keluar.
“Memang korban sudah beberapa hari ini minta pulang, karena kondisinya belum stabil dan masih menunggu hasil swab keluar jadi kami belum memperbolehkan pulang,” tegas Dr Abdul Rohman.
Terkait kejadian naas tersebut, Polres Demak sudah menindaklanjuti laporan dari RSUD Sunan Kalijaga, dan saat ini menurut Kasat Reskrim Polres Demak AKP Muhammad Fachrur Rozi, SH, SIK, kasus ini sedang dalam proses penyelidikan dengan memanggil para petugas piket yang jaga pada malam kejadian.
“Kami mohon waktu, saat ini sedang dalam proses penyelidikan karena kejadian baru pada pukul 01.00 dini hari, dan kami akan berusaha untuk mencari modus kenapa yang bersangkutan memilih untuk melompat hingga akhirnga meninggal dunia,” terang Kasat Reskrim
Saat dimintai pandangan akan diperlukannya psikolog profesional untuk pasien covid – 19, AKP Rozi menyatakan setuju dan akan menyampaikan ke satuan gugus tugas covid-19.
“Hal yang dirasakan pasien covid-19 adalah tingkat stress yang tinggi, karena tidak bisa berinteraksi dengan keluarga dan minim fasilitas. Maka sebaiknya jika dihadirkan psikolog atau Kyai untuk meminimalisir stress dan depresi,” pungkas Kasat Reskrim. (NSN)