MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Sektor pariwisata di Kabupaten Pandeglang satu tahun usai tragedi tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu masih lesu. Hingga memasuki masa liburan Natal dan Tahun Baru 2020 pun, sejumlah objek wisata khususnya kawasan pantai masih lengang.
Bupati Pandeglang, Irna Narulita menyadari hal tersebut. Dia menilai, banyak masyarakat yang masih trauma untuk mengunjungi area wisata bahari. Terlebih saat ini pun mulai memasuki musim cuaca ekstrem dengan curah hujan yang cukup tinggi.
“Masyarakat wisatawan kan masih banyak trauma. Belum lagi informasi cuaca bahwa curah hujan akan tinggi dari Desember-Januari,” ujarnya, Selasa (24/12/2019).
Namun begitu, Irna meminta meminta warganya tidak putus asa dan mengeluh. Irna mengingatkan masyarakat yang selama ini hidup dari industri pariwisata tetap semangat dan percaya dengan potensi diri supaya memiliki daya saing.
“Jangan putus asa. Harus bangkit cepat, jangan banyak mengeluh agar daya saing itu berangkat dari diri kita bahwa potensi ada,” pesan bupati.
Irna mengaku tidak bisa memaksakan wisatawan untuk mendatangi Pandeglang meski sudah melakukan berbagai usaha promosi. Mengingat mereka mempunyai rasa khawatir akan kembalinya bencana tsunami.
“Kondisi ini kan tidak bisa kita paksakan untuk datang ke Pandeglang. Tetapi upaya-upaya yang sudah kami lakukan ada,” sambung alumni DPR RI itu.
Lebih jauh bupati menjelaskan, pihak perhotelan juga disarankan untuk terus memberi kenyamanan bagi wisatawan dengan menyediakan berbagai fasilitas penunjang. Pengelola hotel dan pelaku usaha lainnya diingatkan untuk melayani dengan seprofesional mungkin supaya wisatawan nyaman.
“Pihak perhotelan juga harus tetap semangat, ya aksesnya apalah yang membuat wisatawan nyaman, sediakan fasilitas penunjang, jalur evakuasi yang jelas, buatlah sistemnya seprofesional mungkin,” saran bupati wanita pertama di Pandeglang itu.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Pandeglang, Asmani Raneyanti memprediksi tingkat kunjungan wisatawan pada liburan akhir tahun ini masih rendah. Selain banyak yang masih trauma, kini banyak bermunculan objek wisata baru disekitar Pandeglang yang tidak terdampak bencana tsunami dan gempa.
“Kami prediksi tingkat kunjungan wisatawan turun karena banyak objek wisata baru di luar yang memang tidak terimbas bencana tsunami dan gempa jadi yang ke arah kita kurang,” keluh Asmani.
Ironisnya, pemerintah juga tidak punya lagi anggaran membuat event dan promosi guna menyedot kunjungan wisatawan pada liburan akhir tahun ini. Asmani pun pesimis industri pariwisata Pandeglang akan pulih dalam waktu cepat.
“Kalau kami dari pemerintah tidak punya anggaran dan agenda event untuk meramaikan liburan serta menarik wisatawan. Kegiatan dari kementerian sudah habis sejak Oktober. Jadi saya belum memastikan kapan sektor wisata bisa pulih lagi,” tambah mantan Dirut RSUD Berkah Pandeglang itu.
Terlebih pengelola wisata pantai juga belum seluruhnya memperbaiki sarana penunjangnya. Hal itu diperparah dengan minimnya inovasi dari pengelola.
“Kami sudah mengimbau pengelola hotel untuk memberi diskon. Hotel juga menyediakan hiburan dan menggencarkan promosi supaya menarik,” sebutnya.
Asmani meminta masyarakat bersabar sebab pemerintah tetap berupaya memperbaiki sektor pariwasata Pandeglang agar hidup kembali. Hanya, upaya itu tidak bisa instan lantaran butuh proses.
“Kami bertahap, tidak bisa instan dengan anggaran yang terbatas. Kita enggak berhenti untuk menggencarkan pariwasata, semua pegiat wisata sudah kami kumpulkan dengan sosialisasi, pelatihan,” tutupnya. (IN)