MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Di ujung barat Pulau Jawa tepatnya di Kampung Ciluluk, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, terdapat Koperasi Anugerah Aren Banten Nusantara yang mewadahi hasil panen para petani Aren sehingga terus memicu produktivitas para petani dari waktu ke waktu.
Ketua Koperasi Anugerah Aren Banten Nusantara, Sarnata mengatakan, pembentukan koperasi yang ia pimpin dilatarbelakangi oleh permasalahan-permasalahan petani Aren yang tidak dapat diselesaikan tanpa memiliki lembaga berbadan hukum. Selain itu, pembentukan koperasi juga dilakukan untuk mensejahterakan masyarakat Kecamatan Munjul yang didominasi oleh masyarakat berprofesi sebagai petani Aren.
“Kita membentuk koperasi untuk lebih menjawab tantangan dalam pengembangan usaha saat ini. Awalnya kami hanya kelompok tani Aren, melihat kondisi saat ini mengembangkan usaha harus memiliki lembaga usaha yang legal secara hukum dan profesional dalam melakukan tata niaga, maka kami bentuk koperasi dilengkapi dengan Akta Notaris dan Nomor Induk Koperasi. Dengan harapan dibentuknya koperasi ini, masalah yang ada di tingkat pengrajin seperti akses permodalan, pengembangan produk, akses pasar, kemitraan, dan inovasi produk, dapat dituntaskan. Dengan adanya lembaga yang diakui secara hukum, kita bisa mengatasi masalah yang ada,” jelasnya, (21/10/2019)
Ia membeberkan, sejak dibentuk koperasi yang mulai ia nakhodai di Bulan November 2018 lalu, anggota koperasi terus mengalami peningkatan dari yang awalnya hanya 25 anggota dan kini sudah mencapai 63 anggota yang diisi oleh berbagai kalangan, seperti pelaku usaha, pengrajin, hingga praktisi. Tak hanya itu, anggota koperasi tidak hanya berasal dari Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang saja, tetapi juga berasal dari kabupaten/kota di Banten seperti Serang, Lebak dan Cilegon.
“Pertama kali koperasi dibentuk beranggotakan 25 orang. Seiring berjalannya waktu, kita fasilitasi anggota koperasi, kita door to door (pintu ke pintu) membeli gula ke petani sambil penyuluhan agar produk petani bisa dikembangkan dan dijual bukan hanya di Munjul saja, karena permasalahan dahulu yaitu produk Gula Aren di Banten khususnya di Munjul banyak dan pemasarannya disitu-situ saja dan tidak berani keluar dari Kecamatan Munjul,” ujar pria kelahiran 1993 itu.
Lebih lanjut ia membeberkan, saat ini produk yang dihasilkan sudah bervariasi dengan bahan baku Aren, yakni Gula Aren Cetak, Gula Semut, Gula Jahe, Gula Pempek, dan Gula Cair. Produk-produk itu sudah dibekali dengan sertifikat dan perizinan produk sehingga pembeli tidak perlu khawatir tentang produk yang dijual oleh Koperasi Anugerah Aren Banten Nusantara.
“Sekarang sudah ada berbagai produk, seperti Gula Aren, Cetak Gula Semut, Gula Jahe, Gula Pempek, dan Gula Cair. Jadi, petani produksi bisa nyaman karena ada kepastian pasar dan harga. Perizinan produk sudah semua dilengkapi, seperti PIRT, halal, uji mutu, dan keamanan pangan,” katanya.
Semua produk itu, lanjut Sarnata, sudah terjual di berbagai daerah bahkan lintas pulau, misalnya Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Bahkan, produk tersebut sudah mejeng di berbagai pentas dan pameran tingkat provinsi hingga nasional.
“Produk Gula Semut untuk pangsa pasar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Ada juga produk dikirim ke Lampung, Pekanbaru, Medan, Ponorogo, dan Pontianak. Kita juga sering mengikuti kegiatan pameran seperti HUT Perkebunan Kementerian Pertanian di Gedung Sate Bandung 2018, HARKOPNAS di Tangerang 2018, Agrinex tahun 2018, Jogjakarta Expo 2019, HUT Banten 2019, dan Banten Expo 2019,” ungkapnya.
Ia menegaskan, produk yang dimiliki telah menjangkau wilayah di berbagai pulau berkat penggunaan teknologi berupa media sosial, perdagangan elektronik (e-commerce) dan platform jualan dalam jaringan atau lebih dikenal dengan marketplace. Selain itu, produk juga dipasarkan melalui kemitraan dengan ritel modern jasa pengiriman.
“Salah satu metode kita dalam memasarkan produk yang kita hasilkan dengan memanfaatkan media digital, mulai dari media sosial hingga marketplace, seperti Facebook, Instagram, Youtube, Bukalapak, Shopee, dan lain-lain. Kita tidak bersaing dengan ritel modern karena ritel modern tidak memiliki akses ke produsen lokal, kita justru bermitra dengan ritel modern seperti Indomaret dan Alfamart. Jadi dengan memanfaatkan teknologi, pemasaran kita lebih luas dan terbuka sehingga permintaan lebih banyak. Kalau pengiriman kita memanfaatkan ekspedisi dan kargo. Makanya produk kita lebih mudah diakses oleh masyarakat sehingga pendistribuasian lebih gampang,” bebernya.
Saat ditanya terkait penghasilan rutin dari Koperasi Anugerah Aren Banten Nusantara, Sarnata mengakui bahwa penghasilan per bulan mencapai puluhan juta rupiah dengan jumlah produksi mencapai 1,3 ton. Angka itu meningkat tajam dari awal pembentukan koperasi yang hanya mampu menghasilkan paling banyak sebesar 600 kg.
“Harga per kemasan yaitu Gula Semut 15.000/pc, Gula Jahe 20.000/pc, Gula Cair 23.000/botol, Gula Pempek 20.000/kg, dan Gula Aren Cetak 20.000/kg. Omzet sebesar Rp40 juta/bulan dengan produksi sekarang 1,3 ton/bulan,” imbuhnya.
Sarnata mengungkapkan, capaian yang sudah diperoleh hingga saat ini merupakan hasil kerja sama pihak-pihak terkait, termasuk dari pemerintah. Namun, dirinya berharap pemerintah meningkatkan bantuan-bantuan bagi koperasi yang ada di Pandeglang.
“Pemerintah supaya lebih peduli lagi sehingga kita lebih mudah akses ke pangsa pasar, lebih mudah kemitraan dengan ritel-ritel modern, atau kebijakan pemerintah di bidang-bidang tertentu,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang Onah menambahkan, bantuan yang telah diberikan kepada petani Aren mulai Unit Pengolahan Hasil Perkebunan (UPHP) khusus untuk Gula Semut seperti Rumah Produksi beserta alat dan kemasannya, hingga bantuan berupa bibit Aren. Selain bantuan tersebut, pihaknya juga memberikan bantuan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) mengingat SDM merupakan unsur utama dalam mengembangkan koperasi.
“Pelatihan secara teknis tentang pembuatan Gula Semut dengan mendatangkan ahlinya sehingga kualitasnya baik. Kita melibatkan anggota koperasi untuk mengikuti bimbingan teknis, pameran, festival, dan pelatihan-pelatihan yang lintas sektoral seperti dengan Dinas Koperasi dan UMKM Pandeglang dan Dinas Perdagangan dan Pasar Pandeglang,” jelasnya.
Onah berharap, produk Gula Semut terus berkembang dengan terus meningkatkan kualitas dengan menggandeng berbagai pihak yang berkecimpung dalam pengelolaan dan pengembangan Gula Semut. “Untuk perkembangan ke depannya kami mengharapkan kualitas Gula Semut yang diproduksi lebih ditingkatkan sehingga investor dapat menyalurkan produk tentunya secara kontinu supaya penghasil Gula Aren yang tersebar di Kabupaten Pandeglang dapat bersatu dan berkembang,” tandas Onah.
Senada dengan Onah, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kabupaten Pandeglang Cecep Gunawan menuturkan, dirinya mengajak semua pihak yang bergerak di bidang koperasi untuk meningkatkan kapasitas pengurus dan anggota koperasi sehingga koperasi yang ada saat ini jauh lebih baik baik, terutama dari segi kualitas.
“Mari kita berupaya meningkatkan sumber daya koperasi agar terus maju untuk memberikan kesejahteraan anggotanya dan masyarakat sekitarnya. Mari kita perbanyak modal sehingga kita dapat meningkatkan koperasi yang lebih baik dibandingkan dengan koperasi sebelumnya,” tutupnya. (MY)