MENARAnews.com, Badung (Bali) – Kepala Bidang Manajeman Operasi Sismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, Arika Rudianto, menyampaikan, sampai saat ini dari Bali masih memiliki 3 pembentuk tatanan tektonik, mulai dari utara sampai selatan Bali.
“Di Utara Bali, didominasi adanya potensi gempa penunjaman balik Flores. Sangat pelan dan tidak terlalu banyak menimbulkan gempa. Meski demikian, secara konsisten tetap menimbulkan energi,” jelasnya dalam konferensi pers terkait klarifikasi pemberitaan potensi tsunami, di Badung, Bali, Senin (22/7/2019).
Sumber kedua ada di darat. Misal saat terjadi gempa di Bali tahun 1976. Yang terjadi di daerah Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali menimbulkan korban ribuan.
“Prediksi ulang terjadinya gempa belum diketahui kapan akan terjadi. Sedangkan jika dilihat dari daerah lainnya, ada daerah yang lebih aktif serta lebih banyak mengeluarkan energi kecil-kecil,” ujarnya.
Terakhir pembentuk tatanan tektonik dari Bali ada di selatan Bali, Jawa dan selat Lombok. Dengan nama penunjaman dari lempeng Indo Australia terhadap lempeng Eurasia. Meski Bali dalam kondisi tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Meski demikian tetap kesiapsiagaan sangat penting diperhatikan. (DI)
Editor: N. Arditya