Aksi AMP, Belum Diketahui Motifnya Menyasar Konsulat Amerika

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) kembali menggelar Aksi demonstrasi untuk kesekian kalinya. Kabagops Polresta Denpasar, Kompol I Wayan Gatra mengatakan, belum mengetahui pasti apa maksud dan tujuannya. Terutama setiap melakukan aksi selalu mengarah ke konsulat Amerika.

“Jika dilihat dari aksi-aksi sebelumnya dalam menyampaikan tuntutan selalu AMP menuju Konsulat Amerika. Kami belum mengerti, karena dilihat sasarannya tentu akan sangat berbeda. Misal penyampaian orasi tadi terkait masalah aparat keamanan. Akan tetapi penyampaian tuntutannya tetap akan menuju ke Konsulat Amerika. Menurut saya jika mereka menuntut masalah keamanan setidaknya menuju ke kantor-kantor aparat kemanan. Kenapa ke konsulat Amerika?,” jelasnya disela aksi demo, di Renon, Denpasar, Sabtu(6/7/2019).

Tambahnya, jika dikaitkan dengan UU penyampaian pendapat sudah melanggar. Misal pada Ayat 6 poin 5, tidak boleh menyerukan anti persatuan disitu, harus NKRI.

“Sebenarnya Polisi sudah dapat bertidak tegas, jika dikaitakan dengan UU tersebut,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan, dalam aksi Sabtu,(6/7) di Renon, Denpasar pernyataan-pernyataan yang disampaikan hampir sama saja dengan sebelum-sebelumnya. Dari pengamatan sejauh ini dalam melakukan aksi bisa dikatakan terkoordinir.

“Mereka mahasiswa setidaknya dapat digunakan waktunya untuk belajar. Jika dilihat dari pantauan di lapangan tidak semua peserta demo adalah mahasiswa.Ya, namanya pengerahan masa pasti ada indikasi-indikasi penyusuf,” katanya.

Dilanjutkan, peserta demo saat ini tidak lebih dari 40 orang. Jika dilihat dari surat pemberitahuan jumlah peserta meningkat dari aksi yang sama dilakukan sebelumnya.

“Solidaritasnya semakin meningkat. Akan tetapi kami dari aparat menghimbau agar para peserta demo dapat menyadari juga. Bahwasanya ini Bali daerah Pariwisata harus dijaga kondusifitasnya,” paparnya.

Dirinya berharap, mudah-mudahan dengan kejadian ini para dosen di Kampus dapat mengarahkan mahasiswanya. Agar mengurangi kegiatan seperti apa yang dilakukan pada hari ini.

“Kegiatan seperti ini tentunya akan merugikan mahasiswa maupun banyak orang,” ucapnya.

Sembari Gatra mengucapkan terimakasih pada Polri serta komunitas masyarakat lainnya yang peduli dengan keamanan dan kesejukan Bali.
Dalam aksi tersebut, AMP menyampaikan pernyataan sikap yaitu, menuntut kepada Pemerintah Indonesia serta dunia Internasional dalam hal ini PBB bahwa, negara bertanggungjawab atas tragedi Biak berdarah 1998 yang telah menewaskan ratusan nyawa manusia dan rentetan pelanggaran HAM lainnya di Papua, Buka ruang demokrasi seluas-luasnya dan berikan hak menentukan nasib sendiri bagi Rakyat Papua sebagai solusi Demokrasi, Tarik militer (TNI-Polri) organik dan non organik dari seluruh Tanah Papua, Tutup Freeport, BP, LNG Tanguh, MNC dan perusahan lainnya yang merupakan dalang kejahatan kemanusian diatas tanah Papua, dan terakhir Hentikan pengiriman dan agresi militer yang mengorbankan rakyat sipil di Nduga. (DI)

 

Editor: N. Arditya