Titik Kemacetan di Pandeglang Bertambah

MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Titik-titik kemacetan di Jl Lintas Timur dan Jalan Raya Labuan dari pertigaan mengger dan pertingan Cipacung pada arus mudik dan balik lebaran 2019 di Pandeglang mengalami peningkatan karena volume kendaraan semakin banyak dan kondisi jalan tidak mengalami penambahan atau sama dari tahun ke tahun.

Demikian dikatakan Kasat Lantas Polres Pandeglang, AKP Tesyar Rhofadli Prayitno saat diwawancarai oleh sejumlah awak media, (12/6/2019).

Ia menambahkan, umlah kecelakaan lalu lintas selama arus mudik dan balik Idulfitri 1440 Hijriah di Kabupaten Pandeglang tercatat menurun jika dibandingkan tahun lalu. Tahun ini kecelakan terjadi tiga kasus dengan dua korban meninggal dunia. Sementara tahun lalu terdapat delapan kasus kecelakaan dengan menelan empat korban meninggal dunia.

Lebih lanjut ia menambahkan, tiga lokasi kecelakaan itu terjadi di Pagelaran, Saketi, dan Mandalawangi.

“Secara umum kecelakaan lalu lintas dipengaruhi human error. Laka lantar dilatari oleh pengendara yang mencoba menyalip namun tidak memperhatikan laju kendaraan di depannya,” katanya.

Mengenai pengamanan arus mudik dan balik, lanjut Tesyar, pada tahun ini relatif lebih kondusif, meski memang terjadi lonjakan kendaraan pasca Idulfitri. Namun hal itu disebabkan banyak masyarakat lokal maupun dari luar banyak yang berwisata ke sejumlah objek wisata di Pandeglang, terutama kolam pemandian seperti CAS Waterpark, Cisolong dan DM Tirta.

“Diperkirakan 100.000 kendaraan yang didominasi sepeda motor melintas (masuk-keluar, red) Pandeglang selama musik mudik dan balik,” katanya.

Dari hasil evaluasi Satlantas Polres Pandeglang, sejumlah titik yang terjadi kemacetan meliputi Jalan AMD Lintas Timur-Cikole, Cipacung-Mengger. Puncaknya terjadi pada akhir pekan lalu, yang membuat petugas harus memberlakukan sistem satu arah atau one way.

Hanya saja Tesyar mengakui kebijakan itu dinilai belum berhasil betul, lantaran tinggi volume kendaraan tidak sebanding dengan luas jalan. Sehingga laju kendaraan tidak seluruhnya bisa terakomodir.

“Kemarin itu puncak kemacetan terjadi hari Sabtu dan kita lakukan one way di beberapa titik, namun upaya itu juga tidak terlalu berhasil. Karena volume kendaraan tinggi, sementara lebar jalan masih sama dan tidak ada jalur alternatif untuk membuang kendaraan,” tutupnya. (IN)