Antisipasi Musim Penghujan, Dinas Pertanian Bali Himbau Petani Terapkan Langkah Antisipatif

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Memasuki musim penghujan petani dihimbau tetap waspada terhadap adanya peningkatan volume debit air dan rentannya serangan hama pada sejumlah jenis tanaman. “Memasuki musim penghujan bulan November perlu diwaspadai adalah saat volume hujan lebih besar pada bulan Januari-Maret 2019 yang dapat mengganggu hasil panen” ungkap Kabid Produksi Dinas Pertanian Provinsi Bali, I Wayan Sunarta, Kamis (15/11/2018).

Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Pertanian juga mendorong petani agar hasil panen lebih cepat kering dengan menggunakan alat pengering padi atau Vertikal Dryer. “Kita dorong petani menggunakan mesin, dimana untuk satu mesin Vertical Dryer mampu mengeringkan gabah sekitar 6 hingga 10 ton gabah basah dengan estimasi waktu 12 jam sedangkan gabah kering membutuhkan waktu lebih singkat sekitar 8 jam, dan Dinas Pertanian memiliki alat pengering gabah sekitar 33 unit, 8 diantaranya mesin baru” sebutnya.

Lebih lanjut Sunarta menegaskan bahwa upaya antisipasi lain adalah terus mendorong para petani mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang dikeluarkan Asuransi Jasindo dan Kementerian Pertanian sehingga apabila hasil panennya rusak akan mendapatkan ganti rugi. “Para petani di Bali yang telah mengikuti asuransi tersebut sekitar 29.000 orang dengan membayar asuransi sebesar 20 persen dari total premi sebesar Rp. 180.000 atau petani membayar sebesar Rp. 36.000, sedangkan untuk 80 persen atau Rp. 144.000 dibayar oleh Pemerintah”, jelasnya.

Dalam rangka meningkatkan produksi padi di Bali Dinas Pertanian selama 2 tahun terakhir mensosialisasikan keunggulan penggunaan bibit hibrida dibandingkans bibit konvensional. “ Jika Bibit Hibrida dalam luas tanam 1 Ha hasil panen 13 ton, sedangkan bibit konvensional hanya mampu menghasilkan sekitar 7 hingg 8 ton saja”, tegasnya. (NN)

Editor: N. Arditya