MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Pasca rentetan bencana alam yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, BPBD Provinsi Bali terus menyiagakan personil serta sarana prasarana guna meminimalisir dampak buruk apabila terjadi bencana alam. Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Dewa Mantra, saat ditemui di kantornya, Renon, Denpasar, Senin (22/10/2018).
Kesiapsiagaan BPBD Bali mengenai mitigasi bencana merupakan salah satu upaya dalam meminimalisir kerugian materiil maupun non materiil. “Kesiapan BPBD Bali terkait mitigasi bencana sudah all out selama 24 jam, petugas standby dalam 3 shift setiap harinya, dan didukung sarana prasarana yang cukup lengkap serta bekerjasama dengan RSUP Sanglah untuk menerima pasien rujukan dari kami pada saat terjadi bencana”, jelasnya.
Untuk status Gunung Agung saat ini masih Siaga dan standar pelaporan dalam sehari 2 kali dan BPBD Kabupaten / Kota bekerjasama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan (BMKG) Rendang untuk melakukan pengawasan. Apabila terjadi bencana atau mengalami peningkatan status pelaporan berlangsung setiap jam sekali. Menjelang musim hujan BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota sudah melakukan sosialisasi daerah rawan longsor maupun banjir seperti di Bali Utara, Bali Timur dan Bangli.
Selain itu, BPBD berkerjasama dengan BMKG Provinsi Bali dalam upaya sosialisasi informasi bencana, serta menggandeng beberapa lembaga lain seperti hotel, sekolah, hingga desa-desa. “Dalam memberikan informasi kami bekerjasama dengan BMKG dan sifatnya satu pintu, info bisa melalui website resmi dan bisa on call 24 jam. Upaya edukasi dan sosialisasi mitigasi bencana dilakukan melalui kerjasama dengan perhotelan, masuk ke sekolah-sekolah dan desa-desa”, ungkap Dewa Mantra.
Sementara itu mengenai sarana atau alat pendeteksi bencana tsunami telah disediakan sebanyak sembilan unit. “Mengenai sarana-prasarana yang perlu ditingkatkan adalah alat pendeteksi tsunami yang saat ini dimiliki ada 9 unit dan sedang mengajukan 10 unit, sedangkan untuk gudang logistik perlu adanya penambahan sebagai langkah antisipasi”, tegasnya. (NN)
Editor: N. Arditya