MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Menyikapi isu terkini mengenai Lembaga Jasa Keuangan dan menyoroti kinerja perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali-Nusra gelar konferensi pers, Senin, (28/08/2018).
Salah satu isu hangat yang dipaparkan oleh OJK yakni mengenai kenaikan kredit perbankan yang tergolong rendah periode 2018 dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Secara umum nilai kredit di Bali saat ini 83,9 Triliun atau 4,4 persen lebih kecil daripada tahun lalu, dan penurunan tersebut dikarenakan adanya peningkatan aktivitas Gunung Agung dan penurunan penjualan properti serta dipengaruhi adanya Pilkada” jelas Kepala OJK Regional 8 Bali-Nusra, Hizbullah, dihadapan beberapa awak media.
Dalam koenferensi yang digelar di Mangsi Tropical-Casa Bunga, Renon Denpasar, tersebut, Hizbullah juga menjelaskan mengenai kenaikan dana yang dihimpun lebih tinggi dari pada kredit sehingga harus mendapat perhatian khusus. “Apabila kredit rendah berarti aktivitas perekonomian rendah sehingga Non Performing Loan (NPL) mengalami kenaikan, atas hal tersebut bank patut berhati-hati dalam memberikan kredit kepada nasabah”, ujarnya.
Pihaknya menambahkan akan tetap optimis bahwa nilai kredit sampai akhir tahun di Bali akan mengalami kenaikan dengan target dapat mencapai 10 persen.
Sementara itu, mengenai penyaluran kredit saat ini terdapat tiga wilayah penyalur kredit terbesar di Provinsi Bali yakni Kota Denpasar sebesar 54,44 persen, Kabupaten Badung 14,40 persen, dan Kabupaten Buleleng 8,39 persen. “Terdapat tiga wilayah yang kita sebut sebagai panyalur kredit terbesar yakni Denpasar, Badung, dan Buleleng”, pungkas Hizbullah. (NN)
Editor: N. Arditya