Gelar Diskusi Di Taman Baca Kesiman, Akulturasi Budaya Menjadi Bahasan Menarik AMP Bali

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Ditengah maraknya isu – isu intoleran yang menghiasi kehidupan bermasyarakat di tanah air, sikap pluralisme dan kebhinekaan menjadi aspek penting guna merajut keberagaman dalam berbangsa dan bernegara kedepannya. Hal tersebut menjadi bagian dalam diskusi yang digelar oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Bali, di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Jumat, sore (10/8/2018).

Untuk merajut keberagaman kehidupan bermasyarakat, anak muda Papua yang saat ini tengah mengemban pendidikan di Bali berupaya membaur dengan masyarakat Bali dan mengakulturasikan budaya masing-masing. “Bisa dikatakan orang papua ini keluar dari zona nyaman, bergabung dengan berbagai golongan masyarakat. Maka kata kuncinya adalah interaksi, yang melibatkan emosi dan empati” ungkap Ngurah Suryawan, yang merupakan pengajar di Universitas Papua.

Selain itu, berkaca pada aktivitas sosial masyarakat papua yang sedang mengenyam pendidikan di Bali, kondisi ini tentu diterima baik oleh masyarakat lokal serta dapat dengan mudah berbagi kebudayaan. Hal tersebut tentu menjadi cerminan tersendiri dalam upaya merajut kebersamaan dalam multikultural. “Untuk tetap berpedoman pada sikap plural dan agar saudara-saudara kita tidak merasa dijauhkan dari suku atau kelompok lainnya di Indonesia, maka komunitas-komunitas yang ada di setiap wilayah agar bersinergi termasuk juga saudara kita dari Papua”, jelasnya.

Dalam diskusi yang dihadiri juga oleh Tokoh Antropologi Universitas, Roberto Hutabarat yang menyampaikan bahwa AMP harus mengetahui berbagai bacaan sebagai referensi untuk membangun Papua. “Mengetahui dan memahami referensi tentang bacaan yang dibaca sehingga bisa dijadikan untuk fundamental kalian dalam memiliki wawasan luas yang dapat digunakan untuk membangun Papua. Masukan kepada Narasumber terkait dengan kajian endografis Papua yang sangat dalam tentang kehidupan di Papua namun untuk kedepannya diharapkan harus membangun sebuah teori formula untuk membangun kerangka berpikir mempengaruhi masyarakat Papua agar dapat berpikir maju,” pungkasnya. (NN)

Editor: N. Arditya