Rilis Data BPS Bali, Perkembangan Deflasi dan Wisman Tiongkok Saat Ini Mendominasi

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menjadi komoditas penting selama periode bulan Ramadhan dan menjelang perayaan Idul Fitri 2018 terkhusus pada sektor perkembangan inflasi serta pariwisata Bali. Hal ini diutarakan Kepala BPS Prov. Bali, Adi Nugroho, saat ditemui di Denpasar, Senin (4/6/2018).

Secara umum pada periode Mei 2018 wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen dan 0,33 persen. Untuk Denpasar sendiri deflasi ditunjukkan oleh turunnya indeks pada dua kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar.

Sementara itu, kelompok yang tercatat mengalami peningkatan indeks yakni kelompok pendidikan, rekreasi, kesehatan, sandang, makanan jadi, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan. “Kelompok yang mengalami penurunan indeks terbesar yakni bahan makanan 0.88 persen, sebaliknya peningkatan indeks tertinggi pada kelompok olahraga, dan kesehatan”, ujar orang nomor satu di BPS Bali ini.

Ditambahkan pula oleh Adi Nugroho, faktor deflasi yang terjadi di Buleleng ditunjukkan dengan turunnya indeks pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,74 persen dan kelompok bahan makanan sebesar 0,68 persen. “Berdasarkan kondisi ini apabila diurutkan dari deflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan ke-7 dari 17 kota yang mengalami deflasi”, ungkapnya.

Dijelaskan juga mengenai perkembangan pariwisata Bali bahwa hingga periode April 2018 kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Provinsi Bali tercatat mencapal 516.777 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 516.143 kunjungan, dan melalui pelabuhan laut sebanyak 634 kunjungan.

Sedangkan apabila diurutkan sesuai kabangsaan, wisman yang tercatat paling banyak datang ke Bali adalah wisman dengan kebangsaan Tiongkok (23,58 persen), Australia (17,61 persen), lndia (6,03 persen), lnggris (4,17 persen) serta Amerika Serikat (4,12 persen). (NN)

Editor: N. Arditya