Minimnya Alat Pengering Gabah Di Bali Menjadi Kendala Petani Saat Musim Hujan

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Kondisi panen di Bali saat ini masih sedikit karena puncak panen pada bulan Maret dan faktor cuaca dibeberapa tempat serta hama penyakit berdampak pada penurunan panen. Disisi lain kendala pada saat musim hujan adalah minimnya alat pengering padi sehingga petanj kesulitan menjemur gabah. Di Provinsi Bali terdapat 800 lebih alat penggilingan padi namun hanya ada sekitar 20 alat pengering padi. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnu Ardana, M.Si saat ditemui di kantornya, Denpasar (22/1/2018).

Lebih lanjut, luas lahan persawahan di Bali dari tahun ke tahun terus menurun, data tahun 2017 menjadi 79,891 Hektare dan luas tanam padi dalam setahun sekitar 150.000 Hektare. “Saat ini stok beras di Bali informasi dari Bulog sekitar 10.000 Ton dan cukup untuk kebutuhan selama 2 bulan. Puncak panen terdekat Maret dengan target panen 30.000 Hektare dan target produksi per Hektar 6 Ton gabah,” papar Wisnu Ardana.

Menurutnya, saat ini kenaikan harga gabah maupun beras belum signifikan, jika kenaikan mencapai lebih dari 10 persen maka stok Bulog akan keluar dan melakukan operasi pasar. “Harga gabah dan beras saat ini masih normal, untuk gabah sekitar Rp. 4.500, beras medium Rp. 9.450, dan beras premium Rp. 12.800. Spekulan di Bali tidak berani karena setiap hari Tim Satgas Pangan akan mengecek dan melaporkan perkembangan stok pangan di pasar-pasar, penggilingan padi dan pedagang-pedagang beras,” ujarnya.

Kendala pengembangan pertanian di Bali adalah alih fungsi lahan sehingga lahan persawahan berkurang rata-rata per tahun 300 Hektar dan persaingan pemanfaatan air dengan sektor domestik seperti Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Mengenai kondisi saluran irigasi di Bali dinilai kurang optimal karena ketika musim kemarau beberapa wilayah mengalami suplai air yang terbatas untuk itu perlu pengembangan infrastruktur seperti waduk/bendungan. “Pemerintah Pusat melalui Dinas PUPR Provinsi Bali tahun ini mengembangkan saluran irigasi atau waduk di beberapa lokasi diantaranya Sidan Kabupaten Badung, Lambuk Kabupaten Tabanan yang saat ini proses desain dan Telaga Waja Kabupaten Karangasem,” pungkas Wisnu Ardana. (NN)

Editor : N. Arditya