Kuala Tanjung Siap Antisipasi Terusan Kra Thailand

Menaranews, Medan (Sumut) – Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung, Sumatera Utara, ditargetkan siap mengambilalih peran sejumlah pelabuhan besar di Selat Malaka apabila Thailand membuka Terusan Kra pada 2025.

Saat ini, pelabuhan itu terus dikembangkan dengan investasi hingga Rp34 triliun, termasuk menyiapkan fasilitas untuk menampung kapal petikemas raksasa (mother vessel).

Apabila Thailand benar-benar membuka Terusan Tanah Genting Kra pada 2025, Kuala Tanjung diharapkan sudah mampu menerima limpahan kapal petikemas raksasa dari Pelabuhan Tanjung Pelepas, Port Klang, bahkan Pelabuhan Singapura.

Pelabuhan Kuala Tanjung dirancang mampu menampung 25 juta TEUs petikemas per tahun, sedang dipersiapkan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) bekerja sama dengan Dubai Port World, The Port of Rotterdam, dan PT Van Oord Dredging International Asia Pacific, Belgia.

Saat ini, progres pembangunan Kuala Tanjung Tahap I (terminal multipurpose) sudah mencapai 82% yang pengerjaannya dilakukan sinergi antar-BUMN.

Adapun pembangunan Tahap I, yakni trestle sepanjang 2,75 km, dermaga 1.000 m kedalaman 16-17 LWS, lapangan petikemas berkapasitas 500.000 TEUs, dan tangki timbun ditargetkan rampung keseluruhan pada pertengahan 2018.

“Bayangkan di Selat Malaka 100 juta TEUs petikemas setiap tahun melewati jalur pelayaran tersibuk itu. Pelabuhan Singapura dapat 32 juta TEUs, Tanjung Pelepas 15 juta TEUs, Klang 12 juta TEUs, dan Johor 10 juta TEUs. Sedangkan, Pelabuhan Belawan hanya mampu menggigit 1 juta TEUs petikemas,” ujar M. Eriansyah, Secretary Corporate Pelindo I di Medan, Rabu (18/10).

Untuk itu, Pelindo I selaku BUMN kepelabuhanan bertindak cepat mempersiapkan megaproyek Pelabuhan Kuala Tanjung di atas lahan seluas 1.900 hektare di Kabupaten Batubara yang terbagi empat tahap.

Pendanaan sebesar Rp34 triliun untuk pembangunan proyek ini diperoleh dari penerbitan obligasi, reksadana penyertaan terbatas, kredit ekspor, dan pinjaman perbankan.

Untuk tahap II, Kuala Tanjung sebagai international hub port akan mempersiapkan kawasan industri seluas 3.000 ha, selanjutnya pembangunan Tahap III adalah Dedicated Terminal Hub Petikemas.

Adapun tahap terakhir, yakni pengembangan kawasan industri terintegrasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei atau Port City pada 2021-2023.

“Pelabuhan Kuala Tanjung tidak hanya menjadi terbesar di Indonesia wilayah Barat, kami menerapkan strategic roadmap bagi Kuala Tanjung yang diproyeksi bersanding dengan pelabuhan-pelabuhan terbaik Asia lainnya. Proyek tahap pertama (trestle dan dermaga) akan siap beroperasi melayani kapal pada awal 2018,” kata Eriansyah.