Adakan Diskusi Bersama, NU dan Muhammadiyah Bali Komit Jaga Ideologi Pancasila dan Keutuhan NKRI Berkelanjutan

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Bertempat di Komplek Perguruan Muhammadiyah Sebelanga, Denpasar, Pemuda Muhammadiyah Bali mengadakan kajian umum dan diskusi bertemakan “Merawat Kebersamaan Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama Dalam Rangka Meneguhkan Ideologi Pancasila dan Keutuhan NKRI”, dengan mengundang narasumber dari dua ormas islam besar, yakni Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, Sabtu (1/2/2020).

Meski cuaca saat itu hujan deras, para peserta kajian tetap antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dihadiri oleh perwakilan masing-masing ormas, yakni Penasehat Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Drs. H. Saifuddin Zaini, M. PD. I dan H. Azzizudin selaku Ketua Umum PW Pemuda Muhammadiyah 2014-2018.

Turut dibuka oleh Ketua DPW Muhammadiyah Bali, H. Aminullah, beliau menyampaikan bahwa kegiatan diskusi antar dua ormas islam besar ini merupakan momentum besar dan perlu dilakukan secara berkelanjutan kedepan guna menjaga ukhuwah silaturahmi keduanya.

“Ini awal yang baik, momentum yang baik untuk kita bersama merajut, merawat ukhuwah itu (silaturahmi), harus mulai dari sekarang,” ucap H. Aminullah dalam sambutannya.

Penasehat Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Drs. H. Saifuddin Zaini, M. PD. I, sekaligus Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Denpasar, dalam penyampaiannya mengatakan bahwa NU dan Muhammadiyah merupakan dua ormas yang lahir dan besar bersama-sama dalam proses kemerdekaan.

“Ga mungkin NU dan Muhammadiyah akan merubah dasar negara. Ga mungkin. Kalau ada organisasi yang tiba-tiba mau merubah, ya maklum karena mereka lahir diluar proses kemerdekaan itu,” ucap Drs. H. Saifuddin Zaini.

Keberadaan NU dan Muhammadiyah, sambung H. Azzizudin selaku Ketua Umum PW Pemuda Muhammadiyah 2014-2018, sudah ada sebelum negara Indonesia merdeka. Dalam perjalanannya Muhammadiyah dan NU terlibat dalam sejarah terbentuknya kemerdekaan Indonesia. Tidak sedikit pula tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Muhammadiyah, seperti Ibu Fatmawati, Sudirman, dan masih banyak lagi.

“Maka kami minta tidak ada lagi perdebatan antara warga Muhammadiyah dan warga NU tentang NKRI tentang pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Kalau masih ada yang mempertanyakan itu, perlu diajak untuk masing-masing bersama-sama membina warganya,” tegas H. Azzizudin yang saat ini menjabat sebagai Ketua KUA Denpasar Barat.

Kegiatan pertemuan antara NU dan Muhammadiyah semacam ini direncanakan akan dilakukan secara berkelanjutan, terlebih dengan melibatkan kaum milenial.

“Antara NU dan Muhammadiyah sudah melakukan pertemuan-pertemuan ditingkat pusat, tetapi juga ditingkat bawah, oleh pemuda-pemudanya. Harapan kami kegiatan ini akan berlanjut tidak hanya sampai disini saja,” ujar Ketua PW Ansor Bali, Yunus Na’im.

Lebih lanjut, H. Azzizudin menyampaikan dengan santai terkait kemungkinan rencana kegiatan kedua ormas tersebut.

“Kedepan mungkin akan ada stand up comedy bagi pemuda Anshor dan pemuda Muhammadiyah, jangan yang NU dan Muhammadiyah, sudah tua-tua,” ucap H. Azzizudin santai saat diwawancarai setelah diskusi ditutup dengan foto bersama.(DI)

 

Editor: N. Arditya