Ratusan Kades di Pandeglang Gelar Bimtek di Bali

MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Ratusan Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Pandeglang melangsungkan studi banding dan Bimbingan Teknis (Bimtek) ke Pulau Bali. Rencananya ratusan Kades itu akan mempelajari keberhasilan Desa Kutuh di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali dalam mengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Bimtek keluar daerah ini adalah kesekian kalinya dilakukan oleh para Kades. Karena sebelumnya, Bimtek serupa juga pernah dilakukan ke Desa Ponggok, Kecamatan Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Bahkan bulan Juli lalu, beberapa Kades juga ikut rombongan Pemkab Pandeglang mengunjungi Banyuwangi untuk mempelajari pengelolan potensi desa di wilayah paling timur di Pulau Jawa tersebut.

Sekretaris Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Pandeglang, Dedi Rivaldi menuturkan, rencana keberangkatan Bimtek di Bali sudah dimasukkan ke APBDes masing-masing desa tahun 2019.

“Anggarannya Rp10 juta per desa dan sudah teranggarkan dalam APBDes. Rata-rata diambil dari Dana Desa tahap 2,” ujarnya, Senin (2/9/2019).

Dedi menjelaskan, alasan memilih desa di Pulau Bali, karena para Kades menilai, Desa Kutuh dianggap sudah maju lantaran mampu menghasilkan pendapatan hingga miliaran rupiah.

“Ini untuk studi banding dan Bimtek ke Desa Kutuh di Bali. Kami ingin belajar ke desa yang sudah maju,” bebernya.

Namun demikian, Dedi mengaku agenda tersebut hanya diikuti oleh 134 Kades dari total 326 desa yang ada di Pandeglang. Akan tetapi dia memastikan, tidak ada sanksi bagi desa yang tidak ikut berpartisipasi.

“Kades yang tidak ikut tidak apa-apa. Karena sifatnya tidak memaksa. Tidak ada sanksi juga,” klaimnya.

Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mendukung study banding ratusan Kades tersebut. Terlebih mereka juga sudah lebih dulu izin untuk dimasukkan ke APBDes.

“Yang terpenting DD yang nereka gunakan bisa dipertanggungjawabkan,” kata Irna.

Hanya saja Irna menuntut supaya agenda itu tidak cuma berorientasi menghasilkan anggaran, namun harus memiliki output yang inovatif. Irna menilai, kegiatan itu harus menambah wawasan bagi Kades untuk melakukan inovasi bagi wilayahnya.

“Jadi Kades-kades kita juga harus jadi enterprenuer hebat. Kalau wawasannya enggak luas, ya Allah kasian banget,” ungkap Irna.

Berdasarkan agenda, kegiatan yang dikoordinir oleh Lembaga Pengembangan Potensi Desa dan Kemandirian Desa (LPPKD) itu akan berlangsung selama tiga hari sejak tanggal 2 hingga 5 September 2019 yang dipusatkan di Fashion Hotel Legian dan The One Legian. (IN)