The Second Bali International Tourism Conference: Era Milenial Pariwisata Bali

MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Munculnya trend sharing economy di sektor pariwisata merupakan cara baru yang dilakukan oleh generasi baru untuk melakukan bisnis dengan cara yang efisien karena saling berbagi dalam memanfaatkan aset atau resources. Hal tersebut diungkapkan Ketua Panitia The Second Bali International Tourism Conference, Agung Suryawan Pariwasata, saat membuka pagelaran di Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Jalan Jendral Sudirman, Denpasar.

Lebih lanjut Ia menegaskan bahwa kegiatan ini dalam rangka tukar menukar informasi dan memperluas jaring antar dunia yang terkait dengan pariwisata. “Di era milenial ini banyak perkembangan dinamis yang berbeda dengan pariwisata di era sebelumnya setidaknya penggunaan teknologi dan pangsa pasar adalah anak muda”, tegasnya. Kamis (8/11/2018).

Sementara Prof. Dr. I Gede Pitana selaku Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar RI menekankan bahwa Bali International Tourism Conference ini dilakukan kedua kalinya dengan tujuan agar Bali menjadi pusatnya pariwisata dan pengetahuan tentang kepariwisataan. “Untuk itu kita perlu melibatkan para akademisi seperti Universitas Udayana yang juga sudah menetapkan bahwa kepariwisataan sebagai pola kuliah pokoknya. Apabila mengadakan acara seperti ini dari Bali maka akan muncul pencerahan-pencerahan sehingga berbagai policy dari Bali akan berbasis kajian akademis”, jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga menekankan mengenai pentingnya pengelolaan produk eco tourism di era milenial. “Kita harus mengelola produk eco tourism di era milenial. Milenial sebagai pasar yang besar sekali dimana menggunakan promosi era digital smartphone dan lebih efektif. Jika kita ingin memenangkan persaingan maka harus meningkatkan kualitas dan inovasi produk”, sebutnya.

Sementara Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menegaskan bahwa Pariwisata adalah potensi utama Bali dan lebih dari 23 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali diperoleh dari pariwisata. Peningkatan pariwisata Bali berbanding lurus dengan kunjungan wisatawan di Bali dengan penerbangan langsung ke Bali rata-rata 15 persen per tahun. Pengembangan pariwisata Bali bergantung dari berbagai elemen masyarakat dan menjunjung tinggi konsep Tri Hita Karana. “Melalui konferensi ini berharap diskusi secara mendalam terhadap pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif tidak saja berkontribusi bagi kesejahteraan pariwisata Bali namun menghargai potensi alam Bali masuk kedalam era milenial. Kita harus cermat mengkaji era milenial di Bali karena banyak hal yang kontradiktif dimana milenial berbasis teknologi sedangkan pariwisata banyak yang kondisinya statis”, pungkasnya. (NN)

Editor: N. Arditya