MENARANEWS, Medan (Sumut) – Sebelum membuka MTQN ke-XVII di Medan dan Deliserdang, Presiden RI Joko Widodo, menghadiri acara silaturahmi dengan ribuan warga Jawa Sumatera Utara di Gedung Olahraga Lubukpakam, Minggu (7/10/2018) siang. Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi berpesan, bahwa bangsa Indonesia ini bangsa yang besar, jadi jangan mau dipecah-belah dengan berita yang belum tentu kebenarannya dan berita hoax.
Selain mengajak mengawal persatuan dan kesatuan, Presiden juga kembali menepis fitnah yang mengaitkan dirinya dengan PKI dengan menyebut bahwa PKI telah dibubarkan pada tahun 1965 sementara dirinya lahir di tahun 1961. “Sampai sekarang saya masih difitnah PKI, tahun 1965 PKI dibubarkan dan saya lahir tahun 1961. Dan apakah ada aktifis PKI yang Balita ? Tidak kena saya maka diarahkan ke orang tua saya. Ini akibat Hoax dan berita bohong. Nilai-nilai budaya apa yang Akan kita bangun,” demikian ujar presiden dalam pidatonya.
Presiden Jokowi berada di GOR Lubukpakam selama satu setengah jam dan melanjutkan perjalanan ke Medan dalam rangka persiapan membuka MTQN XXVII. Kedatangan orang nomor satu Republik Indonesia di GOR Lubukpakam pada pukul 14.15 WIB disambut meriah oleh ribuan warga dan juga anggota Paguyuban Warga Jawa Sumatera Utara yang sudah menunggu sejak pukul 12.00 WIB. Dengan mengenakan pakaian adat Melayu warna hitam serta peci, Jokowi memasuki GOR sambil menyalami dan berswafoto dengan warga Jawa Sumatera Utara yang sudah menunggu kedatangannya.
Tampak hadir dalam acara tersebut, para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Sumatera Utara Eddy Rahmayadi para bupati di Sumatera Utara, antara lain, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, Bupati Serdang Bedagai Soekirman, Bupati Padang Lawas dan Padang Lawas Utara.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi memaparkan bahwa bangsa Indonesia ini bangsa yang besar, terdiri dari 714 suku bangsa dan sejumlah agama. “Jadi untuk itu, diharapkan warga Jawa Sumatera Utara ini dapat mengawal persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terpecah-belah karena banyaknya berita yang tidak benar/berita hoax yang dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat,” sebut Presiden. (red)