MENARAnews.com, Denpasar (Bali) – Meningkatnya instabilitas keamanan diwilayah perbatasan Palestina dan Israel pasca adanya pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) ke Yerusalem beberapa bulan lalu secara tidak langsung menuai berbagai kecaman dari dunia internasional, termasuk Indonesia. Bukan hanya di wilayah Ibu Kota Jakarta, aksi penolakan atas keputusan AS juga menuai kecaman dari elemen masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai Bali Peace Community (BPC).
Dengan bertemakan Aksi Damai Mawar Merah Putih untuk Palestina-Fight Againt Zionis Israel dan America, sekitar 30 orang dengan Koordinator Aksi Said Hasan, memadati depan Kantor Konjen AS, dan selanjutnya mengarah ke Bundaran Hayam Wuruk, Renon, Denpasar, sore (8/6/2018).
Dalam orasinya Said Hasan menyampaikan berdasarkan kondisi saat ini, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang Palestina, maka selama itulah Bangsa Indonesia berdiri menantang Penjajahan Israel.
“Satu Iagi kebiadaban zionis Israel melukai nilai-nilai kemanusiaan di muka bumi ini. Segala daya dan upaya licik dan teror bahkan pembunuhan pun dilakukan. Sejak seratus tahun lebih bangsa Palestina dijajah dan mengalami penggusuran serta penyerobotan wilayah negaranya”, ujar said dengan lantang.
Aksi biadab ini semakin menambah penderitaan warga Palestina ketika tahun ini Israel memindahkan Ibu kota ke Yerusalem yang notabene adalah milik Palestina. Aksi protes pun muncul dari warga Palestina dan seluruh orang yang menjunjung hak asasi manusia. “Salah satu bentuk protespun diutarakan oleh Pusat Katholik Vatikan Roma, Romo Sri Paus Fransiskus ke – 266 Jorge Mario Bergoglio, dan menyatakan untuk menghormati Status Quo Yarusalem sesuai dengan Perserikatan Bangsa Bangsa”, jelasnya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Said Hasan bahwa munculnya protes keras dari berbagai dunia tidak membuat Israel mundur. Bahkan terus melakukan aksi pembantaian dan pembunuhan terhadap warga sipil Palestina salah satu yang menjadi korban arogansi tentara Israel adalah Wanita 21 Tahun , Razzan Najjar. “Korban ini adalah salah satu Tim Medis Palestina, dan pada tanggal 1 Juni 2018 Razzan Najjar ditembak oleh Pasukan Zionis dan meninggal seketika. Aksi penembakan Petugas Medis adalah bentuk Pelanggaran Etik dalam Perang” tegasnya.
Dipenghujung aksi tersebut juga diisi dengan pernyataan sikap BPC yang intinya mengecam dan mengutuk keras Israel atas penembakan pembunuhan terhadap Tim Medis Razzan Najjar, serta menolak keras segala bentuk sikap politik mengenai pemindahan Yerusalem yang dilakukan oleh AS maupun Israel. (NN)
Editor: N. Arditya