MENARAnews, Malang (Jatim) – Perjuangan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua atau yang dikenal dengan FRI-WP agar didengar oleh Pemerintah Indonesia nampaknya tak cukup satu dua kali saja. Senin (17/5), FRI-WP kembali melakukan aksi turun ke jalan dalam bentuk orasi dan Longmarch di Kota Malang sebagai bentuk kepedulian atas penahanan sejumlah tokoh Tahanan Politik Papua.
Tak hanya itu, perwakilan Anggota FRI-WP turut membagikan selebaran ke Warga Kota Malang yang hari ini mulai aktiv kembali menjalankan aktivitasnya setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Dalam Orasinya, FRI-WP menyuarakan agar Pemerintah Indonesia membebaskan seluruh Tahaban Politik Papua tanpa syarat dan agar Pemerintah Indonesia memberikan Hak kepada masyarakat Papua untuk menentukan basib sendiri sebagai solusi Demokratis bagi bangsa West Papua.
Menurut salah satu Orator, sejak tahun 1961 hingga sekarang, kekerasan oleh Aparat Keamanan baik TNI/Polri di Tanah Papua masih masif. Khususnya semenjak adanya penambahan Angkatan Milliter TNI/Polri yang diterjunkan di Papua pada 21-30 Agustus 2019, sebanyak 2.529 personil. Hal ini sesuai dengan pedan tertulis Kapendam XVII/CEN Eko Daryanto.
Data menunjukkan, per tanggal 28 Januari 2021, ada sekitar 109 Tapol Papua yang masih ditahan seperti Roland Levy dan Kevin Molama (ditahan 3 Maret 2021 atas tuduhan pengeroyokan), Victor Yeimo (ditahan 9 Mei 2021 atas tuduhan Makar).
Atas dasar itu, tuntutan yang disuarakan oleh FRI-WP diantaranya agar Pemerintah Indonesia membebaskan seluruh Tapol Papua; tuntaskan kasus pelanggaran HAM di Papua; tarik militer dari Tanah Papua; hingga tolak Otsus Jilid II. (AP)