MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Dalam Operasi (Ops) keselamatan kalimaya 2018 Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Pandeglang yang digelar selama 20 hari dari 5-25 Maret tersebut, selain melakukan tindakan penilangan lebih mengupayakan teguran kepada pengendara yang menyalahi aturan.
Kasat Lantas Polres Pandeglang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Tesyar Rhofadli Prayitno mengatakan, dalam operasi tersebut dilakukan lebih pada teguran. Namun, tida menutup kemungkinan yang melakukan pelanggaran berat akan dilakukan tindakan.
“Memang untuk Ops kali ini, sifatnya lebih pada tindakan preventif. Kemaren juga ada sekitar 20 tilang, dan teguran 32 dalam operasi keselamatan kalimaya. Sebenernya banyak yang harus ditilang, tapi kita ga boleh lebih banyak tilang daripada teguran. Tetapi, tetap aja kalau ada yang meyalahi aturan kita lakukan tindakan, misalkan tidak menggunakan helm, atau berboncengan menggunakan motor tiga orang,” kata AKP Tesyar, Selasa (6/3/2018).
Menurut Tesyar, selain melakukan Ops pihaknya memasang himbauan ditempat pusat keramaian, agar pengendara mematuhi aturan lalulintas. Bukan hanya itu kata ia, juga melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, karena banyak pelangaran dilakukan oleh anak sekolah. Sehingga, dengan harapan agar tindakan pelanggaran bisa diminimalisir.
“Kita harapkan dengan melakukan sosialisasi ke sekolah, tindakan pelanggaran terutama yang dilakukan pelajar bisa ditekan. Karena, memang pelanggaran banyak dilakukan oleh pelajar,” katanya.
Untuk itu, dia berharap, agar orang tua juga ijut serta menghinbau anaknya, agar tidak menggunakan kendaraan apabila belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
“Orang tua juga sangat berperan dalam menjaga anak-anaknya, karena rata-rata terjadinya kecelakaan kaerena adanya pelanggaran. Sehingga, kita harapkan agar orang tua juga tidak menberikan kendaraan kepada anak yang belum cukup umur,” ucapnya.
Sementara itu ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Pandeglang Andri Yoga mendukung langkah kepolisian selain melakukan tindakan penilangan juga bisa dilakukan dengan sosialisasi keselematan terutama kepada pelajar.
“Memang yang terpenting adalah tindakan frepentip, salah satunya kepada pelajar. Karena pelajar biasanya dalam menggunakan kendaraan tidak memiliki perhitungan,” tuturnya. (IN)