MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Sebanyak 419 pejabat dilingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pandeglang dilantik untuk sejumlah jabatan di Pendopo Bupati, Senin (5/2/2018) pagi.
Namun usai dilantik, perilaku sejumlah pejabat itu justru membuat Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang, Fery Hasanudin berang. Soalnya, ketika Sekda menyampaikan arahan, sejumlah Kepsek yang baru dilantik malah asyik mengobrol. Bahkan beberapa diantaranya sibuk keluar masuk ruang pelantikan.
“Jangan ngobrol dulu, ya. Saya perhatikan dari tadi banyak yang keluar. Padahal tadi dibacakan Pakta Integritas,” ujar Sekda.
Sontak, Sekda langsung menyemprot perilaku sejumlah pejabat tersebut. Fery menilai, sikap mereka tidak menunjukkan etika sebagai Kepala Sekolah yang menjadi contoh bagi masyarakat.
“Bagaimana mencerdaskan bangsa ini ada di pundak bapak ibu semua. Bapak-bapak adalah guru yang diberi tugas menjadi Kepala Sekolah, ada pengawas yang melakukan pengawasan bagaimana kurikulum diterapkan dalam proses belajar,” kata Fery.
Di tengah arahannya, Sekda sempat meminta petugas Satpol PP untuk menertibkan pejabat yang memilih keluar ruangan. Tak lama, petugas Satpol PP pun harus menggiring Kepsek yang berada di luar ruangan agar kembali mengikuti rangkaian pelantikan.
“Saya minta Pol PP, yang dilantik di belakang yang keluar dicatat, tutup pintunya mereka tidak boleh masuk. Saya minta,” tegas Fery sekali lagi.
Atas kejadian itu, Fery mengingatkan para pejabat yang baru dilantik, perihal pentingnya menjaga kedisiplinan. Mereka juga ditekankan untuk menjalankan pekerjaannya sesuai Tugas dan Fungsi, serta diminta agar bijak dalam mengelola anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Saya minta pertama tertib administrasi, tertib mental, dan perilaku. Sekarang zaman ketransparanan, jadi kelola dana BOS dengan baik. Karena masyarakat juga ikut mengawasi. Saya ingatkan kedisiplinan, pelajari Tupoksi sebagai Kepsek dan Pengawas,” pesan mantan Sekretaris DPRD itu.
Sementara itu, Kepala Dindikbud Pandeglang, Olis Solihin justru berpandangan sebaliknya. Ia menilai hal itu adalah suatu hal yang wajar. Kendati demikian, ia berjanji akan memberi peringatan kepada ratusan Kepsek dan Pengawas agar lebih disiplin.
“Hal-hal yang sifatnya seperti itu diwajarkan. Tetapi nanti kami akan beri pembekalan lagi dan kami ingatkan lagi. Guru kan digugu dan ditiru, apapun tindak tanduknya akan ditiru orang. Itu jadi kewajiban Saya untuk membina,” terang Olis.
Ketika disinggung mengenai etika sebagai individu yang digugu dan ditiru, Olis mengakui jika hal itu sudah pernah diingatkan saat tahap seleksi terdahulu. Hanya saja, Dindikbud tidak bisa memberi sanksi, lantaran perilaku itu tidak masuk dalam perbuatan indisipliner.
“Kami tidak bisa memberi sanksi, karena bukan melanggar disiplin, hanya etika saja. Karena di dalam aturan yang termasuk indisiplin seperti tidak masuk,” ucapnya.
Adapun ratusan pejabat itu, ditempatkan untuk mengisi jabatan sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) SD sebanyak 242 orang, Kepsek SMP 85 orang, Pengawas SD 56 orang, Pengawas SMP 2 orang, dan Koordinator Wilayah (Koorwil) kecamatan sebanyak 34 orang. (IN)