MENARAnews, Pulang Pisau (Kalteng) – Minimnya ketersediaan air, menjadi salah satu kendala dalam memadamkan api yang membakar lahan di Desa Sei Barunai Kecamatan Kahayan Kuala.
“Selain minimnya ketersediaan air dan kondisi tanah yang kering dan juga jarak yang juh, menjadi kendala dalam upaya melakukan pemadaman,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Penangulangan Bencana BPBD Pulang Pisau, Tekson kepada menaranews.com, Kamis (5/10).
Menurutnya, informasi titik hotspot yang diterima dari satelit SNNP dan dari verifikasi dilapangan, kebakaran lahan terjadi di Desa Sei Barunai Kecamatan Kahayan Kuala. Menurutnya, titik api ini sulit dijangkau mengunakan jalur darat, sehingga menjadi kesulitan anggota untuk sampai dilokasi tersebut.
“Kita harus mengunakan perahu ces dulu, dan untuk sampai ke lokasi kita harus menempuh perjalanan sekitar 20 km,” ujarnya
Sementara upaya untuk meminimalisir meluasnya kebakaran lahan juga dilakukan pihak manajemen PT. Karya Luhur Sejati (KLS). Menejer PT KLS Kahayan Kuala, Kutut Wirayana menyebut bahwa, pihaknya bersama tim Polsek Kahayan Kuala dan Koramil Kahayan Kuala melakukan verifikasi dilapangan dengan memeriksa kondisi di areal pada titik titik yang terbakar.
Dia juga membenarkan, akses jalan yang jauh menjadi salah satu kendala pemadam api melalui jalur darat. Begitu juga kata dia, kondisi tanah yang kering dan akses sumber air yang minim dan jauh menjadi salah satu kendala dalam memadamkan api selama ini. Dengan Camat, Kapolsek, Danramil kahayan kuala serta Kades Sei Barunai, pihaknya melakukan upaya untuk meminimalisir meluasnya kebakaran lahan, dengan menerjunkan exsavator untuk membuat parit untuk mengisolasi api supaya tidak menjalar ke areal yang belum terbakar.
“Salah satu upaya untuk meminimalisir meluasnya kebakaran lahan, kita menurunkan exsavator untuk membuat parit-parit, agar air bisa mengalir, dan diharapkan kebakaran tidak meluas.” tandasnya (BS)
Editor: Hidayat