MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Kalimantan Tengah salah satu Provinsi dengan jumlah penduduk muslim terbesar. Namun disayangkan, pangsa ekonomi berbasis Syariah masih rendah dimana pada angka triwulan II tahun 2017 hanya mencapai 0,03 persen.
Jika dibandingkan dengan total pembiayaan di Kalteng, pembiayaan melalui keuangan syariah pada triwulan II tahun 2017 hanya sebesar 7,64 persen dari seluruh pembiayaan yang ada. Kendati demikian, perkembangan keuangan Syariah memperlihatkan tren pertumbuhan selama lima tahun terakhir.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Tengah Satian dalam kegiatan press release Jum’at (06/10) menjelaskan, pertumbuhan tersebut dapat dilihat melalui Dana Pihak Ketiga (DPK) yang memiliki tren peningkatan 20 persen pada tahun 2012.
“17 persen pada tahun 2015, dan 48 persen pada tahun 2017 sampai bulan Agustus. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, BI telah melakukan FGD pengembangan ekonomi Syariah dengan berbagai stakeholder di Kalteng,” kata Satian.
Dari pertemuan tersebut ujarnya lagi, menghasilkan kesepakatan yang tertuang dalam road map Pengembangan Ekonomi Syariah Kalimantan Tengah yang akan dilakukan secara multiyears.
Kesepakatan tersebut diantaranya, yakni program pemberdayaan pesantren, program pemberdayaan masjid, program Expo Syariah, program pasar ramadhan, program ekonomi kreatif, program wisata religi, dan program swalayan islam.
“Program pemberdayaan masjid dan seminar syariah akan dilaksanakan di tahun 2017, program pasar ramadhan, dan program ekonomi kreatif akan dimulai tahun 2018, dan program wisata religi dan program swalayan islam akan dimulai tahun 2019,” lanjutnya menyampaikan.
Dirinya menginformasikan. BI KPw Kalimantan Tengah sendiri saat ini telah melakukan program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren yang dilakukan di salah satu pesantren di Kota Palangka Raya, dan telah melakukan pelatihan teknis mengenai budidaya cabai merah.(arli)
Editor : Hidayat