MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia menjadi narasumber pada acara diklat kepemimpinan tingkat IV angkatan XV dan angkatan XVI yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya dengan Pusat Kajian dan Pendidikan Latihan Aparatur III Lembaga Adsministrasi Negara (LAN), Selasa (12/9) di Aula Arafah Asrama Haji Kalteng.
Pada kesempatan itu Wali Kota Palangka Raya dua periode tersebut memberikan materi tentang ‘isu strategis sosial budaya’. Dimana menurutnya, sebagai aparatur, khususnya peserta diklat saat ini, harus mampu menghidupkan kreatifitas dan motivasi dalam membangun pengalaman serta memulai karirnya.
“Aparatur harus mampu memberikan investasi yang besar bagi dirinya sendiri, karena untuk menilai diri kita untuk pengembangan karir ke depan bergantung kemampuan”,ujar Riban, usai memberikan materinya tersebut.
Menurut Riban bicara soal isu strategis tentang sosial budaya, sudah barang tentu salah satu yang harus dikuasai seorang aparatur. Terutama bagaimana mampu mengetahui sistem tata pelaksanaan kepemimpinan, baik ditempat kerja maupun dimasyarakat.
“Kemampuan untuk berorientasi, yakni dengan jantungnya proses perencanaan sekaligus mengetahui kebutuhan-kebutuhan mendasar, isu kemasyarakatan, toleransi, penyakit masyarakat dan keamanan lingkungan, mesti diperkuat oleh peserta diklat,”cetusnya.
Materi tentang strategi sosial budaya itu lanjut dia, sangat luas, hanya saja setidaknya atau seminimal mungkin dapat membuka catatan penting bagi peserta diklat bagaimana arti penting sosial budaya yang ada.
“Saya yakin walaupun waktu materi yang saya berikan pendek, namun ada sasaran khusus, bahwa selaku pemimpin tingkat eselon IV, maka mereka harus lebih tajam dari pimpinannya. Itu dikarenakan aparatur eselon IV lebih mengetahui dan berkutat di lapangan,”imbuh dia.
Misalnya kata Riban, apabila bicara kependudukan, maka aparatur eselon IV akan memiliki sistem dalam mengampu data, sebut saja bagaimana kemampuan mengetahui pergerakan penduduk, apa aja yang harus disiapkan. Lalu, bagaimana tata ruang, hingga pelayanan fasilitas yang ada untuk disiapkan.
Disadari, tugas dan tantangan yang dihadapi pimpinan sebagai aparatur negara tidaklah ringan. Untuk itu dituntut kualitas serta semangat pengabdian tinggi.
“Disamping kemampuan yang mumpuni, seorang aparatur dituntut bersikap dan berperilaku baik kepada masyarakat. Kemampuan itu menjadi alat ukur dalam menjalankan tugas sebagai aparatur negara,”tutup Riban.(AF)
Editor: Hidayat