MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Sampai dengan Agustus 2017, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Palangka Raya sudah melakukan beberapa penanganan perkara yang berkaitan dengan Undang-Undang Kesehatan salah satunya peredaran obat tampa ijin edar, seperti Charnopen dan sejenisnya.
Kepala BPOM di Palangka Raya Trikoranti Mustikawati ketika diwawancarai menyampaikan, pihaknya terus melakukan penyisiran terhadap tempat-tempat yang terindikasi penyalur obat tampa ijin tersebut.
“Sampai saat ini, memang kami belum menemukannya, tapi upaya-upaya seperti penyisiran akan kita lakulan, dan informasi yang disampaikan oleh masyarakat, sangat kita butuhkan” ujar Trikoranti Mustikawati selasa (29/08) di Palangka Raya.
Saat ini, BPOM Palangka Raya sendiri tidak hanya menangani perkara tentang peredaran obat tanpa ijin saja, tetapi juga melakukan penanganan terhadap beberapa kasus lainnya seperti salah satunya obat tradisional tanpa ijin edar, obat-obat keras yang berbahaya.
Saat ini masih dilakukan penyidikan oleh Penyidikan Pegawai Negeri Sipil (PPNSL yang ada di BPOM Palangka Raya. Setelah berkas selesai lanjutnya lagi, perkara tersebut akan dilimpahkan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).
“Ancamannya bisa mencapai 15 tahun penjara. Kami juga sudah melakukan kerjasama dengan BNN Provinsi maupun Kota, ketika kita menyampaikan informasi ke masyarakat, kalau ada keluarga yang mengkonsumsi narkotika, segera hubungi atau laporkan. pihak BNN untuk direhabilitasi.” paparnya menambahkan.
Bahkan yang paling terpenting lagi, bagaimana dari pihak keluarga dapat melakukan upaya seperti bimbingan dan sebagainya, sehingga yang bersangkutan dapat terhindar dari pengaruh-pengaruh lingkungan yang kurang baik, sehingga perilaku mengkonsumsi obat-obat terlarang dapat diatasi.(arli)
Editor: Hidayat