MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu daerah tertinggal di Provinsi Banten. Hal itu dibuktikan ketika melihat keadaan Ibu Sartinah (37) warga miskin, Kampung Kadu Apus RT/RW 001/001 Desa Babadsari Kecamatan Jiput yang luput dari perhatian Masyarakat dan Pemerintah, pasalnya Ibu empat anak ini tinggal di gubuk yang tanpa penerangan sedikitpun.
Semenjak ditinggalkan tanpa kabar oleh suaminya, empat tahun lalu, serta faktor ekonomi yang sangat mencekik, membuat Ibu empat anak ini harus banting tulang untuk menghidupi keempat anaknya yang masih dibawah umur, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Ibu Sartinah hanya mengandalkan profesinya sebagai buruh pengerajin Emping, dengan bayaran yang sangat murah dan uluran tangan dari tetangga yang peduli terhadapnya.
“Iya kalau malam rumah kami gelap, dulu pernah ada listrik di rumah kami itupun dapat numpang dari tetangga, karena mamah (Sartinah – pen) tidak mampu membantu membayar tagihan perbulannya, terpaksa listriknya harus di cabut”, ungkap Wulan, anak pertama Sartinah kepada awak media. (25/5/2017)
Sementara itu, Sartinah mengatakan tidak pernah mendapatkan perhatian dari Pemerintah, Pasalnya, Program yang di peruntukan untuk warga miskin belum pernah ia rasakan.
“Kalau Rasta (Beras Sejahtra – pen) kami suka dapat, kalau yang lainnya mah belum pernah, ia anak-anak saya yang tiga mah sekolah, bahkan anak pertama saya (Wulan – pen) selalu mendapat peringkat satu di kelasnya”, jelas Sartinah.
Meski hidup berada dalam kekurangan, Sartinah selalu berusaha untuk memberikan apa yang terbaik bagi ke empat anaknya, bahkan ia rela tidak makan seharian asal anak-anaknya bisa makan.
“Susah pak, bahkan dulu saya pernah makan garam doang tanpa nasi, karena tidak punya uang untuk beli berasnya”, keluhnya yang hampir meneteskan air mata.
Ia berharap, pemerintah bisa sedikit perhatian kepada dia dan anak-anaknya, agar dapat meringankan beban yang ia pikul selama ini.
“Apalagi listrik, saya kasian sama anak saya, dia belajarnya selalu gelap-gelapan, ya harapannya pemerintah bisa bantu meringankan beban kami”, tandasnya.
Terpisah, Ketua RT 001 Dono, mengaku bingung kalau masalah data, lantaran dirinya baru menjabat di RT tersebut, ia pun mengaku prihatin dengan Sartinah yang selama ini ia ketahui sangat miskin itu.
“Coba nanti saya cek ke kedesaan, kalau tidak ada, nanti akan saya data”, imbuhnya. (Kr)
Editor: Irdan