MENARAnews, Medan (Sumut) – Hari buruh atau Mayday tinggal beberapa hari lagi. menyambut itu,Pemuda Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) kota medan gelar diskusi publik bersama mahasiswa di Jalan RS. Haji medan, Rabu (26/04/2017).
Diskusi ini menyusul masih banyaknya persoalan perburuhan yang belum terselesaikan. Terkhusus, ihwal hak normatif para buruh yang masih terabaikan. Selain itu ada lagi soal upah murah, pelarangan untuk berserikat dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak.
“Acara ini kita lakukan dalam rangka menyambut momentum hari buruh (may day) tetkait keprihatinan pemuda lira melihat persoalan buruh yang sampai hari ini masih di kangkangi haknya, ditambah adanya praktik politik upah murah yang jelas merugikan buruh indonesia” kata Sekertaris Pemuda LIRA Kota Medan, M.Alwi Hasbi Silalahi saat membuka acara itu.
Diskusi bertajuk “Efektifitas penyampaian aspirasi permasalahan buruh di Sumatera Utara” diisi oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Serikat Pekerja Industri Amin Basri dan Perwakilan KontraS Sumut Ronal Syafriansah.
Dalam penyampaian argumennya Ronald mengatakan bahwa gerakan buruh di Indonesia ini khususnya Sumatera Utara tidak cukup hanya dengan melalui aksi turun kejalan.
“Selain aksi turun ke jalan serikat kaum buruh harus lah menjadi corong perjuangan yang harus memahami pemahaman hukum untuk langkah langkah perjuaangan kesejahteraan yang ada di pengadilan. Dan juga muaranya adalah kaum buruh harus membangun alat politik alternatif seperti partai politik. Dan yakin lah bahwa kemenangan akan kitq menangkan di jalanan.” kata Ronal.
Selain itu Aminuddin dari Serikat Pekerja Industri mengatakan bahwa kesenjangan sosial di negara ini semakin membahayakan, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin.
“Berbeda dengan negara tetangga kita, di Singapura, Malaysia dan Thailand buruh digaji lebih tinggi jauh diatas upah minimal di Indonesia, bahkan permasalah di negara tetangga bukan lah upah melainkan jam kerja, Nah Indonesia kaum buruhnya masih mempermasalahkan upah yang tak pernah usai, saya yakin apabila mahasiwa bergabung dengan buruh untuk berjuang pasti mampu untuk mengubah kebijakan negara yang belum mensejahterakan buruh” ujar amin kepada peserta diskusi. (yug)