MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Tidak dapat dipungkiri kegagalan Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya, terutama untuk meraih prestius tertinggi di bidang lingkungan hidup untuk kota bersih, yakni Piala Adipura, adalah terletak pada penanganan drainase dan tempat pembuangan akhir sampah (TPA) yang belum optimal dilakukan.
“Dua indikator ini adalah penilaian tertinggi dari layak tidaknya sebuah kota meraih Piala Adipura. Kenyataan kota kita selalu gagal karena lebih dikarenakan penilaian dari dua indikator tersebut masih lemah atau tidak ideal penanganannya, ” ungkap anggota Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Diu Husaini, Rabu (22/03).
Menurut politisi partai Hanura Kota Palangka Raya itu, pemko setempat harus lebih mengoptimalkan dua hal tersebut, yakni penanganan drainase dan TPA. Terlebih pemko berkeinginan besar untuk mampu meraih Adipura.
“Memang kita akui upaya pemko sudah dilakukan selama ini terhadap keberadaan drainase dan TPA, akan tetapi pembenahan dirasa sangat perlu dilakukan, terlebih pembangunan kawasan perumahan maupun jumlah penduduk kian bertambah, sehingga keberadaan drainase maupun TPA secara tidak langsung ikut terpengaruh,” ujarnya.
Ia mencontohkan, volume sampah di Kota Palangka Raya saat ini sudah berkisar 836 meter kubik sampah, kondisi itu bisa terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk maupun perkembangan pembangunan kawasan perumahan baru. Seiring dengan itu pula, kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya masih belum menggembirakan.
Timbulan sampah dari kegiatan masyarakat yang semakin besar volumenya, bisa saja dikhawatirkan keberlansungan sebuah TPA yang kapasitasnya terbatas.
“Kalau bicara sampah sangat erat juga dengan keberlangsungan drainase, yang selama ini kerap dijadikan masyarakat sebagai tempat membuang sampah akibat kurangnya kesadaran. Alhasil drainase menjadi tersumbat. Terlebih ketika hujan turun drainase tidak mampu mengalirkan air dengan baik sehingga menyebabkan genangan pada kawasan sekitar drainase,”tandasnya.
Seiring dengan itu tambah dia, pemko harus memiliki konsep dalam penanganan drainase maupun TPA secara baik, sehingga tidak terpengaruh dengan kian bertambahnya penduduk maupun pesatnya pembangunan.
Disisi lain meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup dengan tidak membuang sampah pada tempatnya, harus ditingkatkan. Terlebih bila didukung dengan implementasi perda kebersihan.
“Ini hanya mengingatkan saja, kita semestinya bisa mendapatkan Piala Adipura asalkan tumbuh kesadaran masyarakat didalamnya. Keterlibataan semua komponen masyarakat makan secara tidak langsung juga mendukung program pembangunan dari pemerintah,” tutupnya.(AF)
Editor : Hidayat