MENARAnews, Medan (Sumut) – Maraknya wacana tentang komunisme dan kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) akhir-akhir ini tampaknya semakin masif. Masih menjadi pertanyaan besar, apakah memang komunis dan PKI telah bangkit, ataukah hanya sekedar wacana belaka.
Menanggapi hal itu, sekelompok mahasiswa mencoba mengupas soal komunisme melalui diskusi publik yang digelar oleh Student Association for Public Administration (SAPA) Sumut dan UKM Studi Pedesaan USU, Selasa (28/02/2017) di LPPM USU.
Dua pemateri dihadirkan untuk mengupas soal apa itu komunisme. Antara lain, Dadang Darmawan Pasaribu dan Yurial Arief Lubis. Diskusi ini juga bekerjasama dengan MENARAnews.com selaku media partner.
Dalam pemaparannya, Dadang Darmawan, Akademisi USU yang juga aktivis gerakan sosial mengatakan, wacana tentang komunis semakin muat mulai tahun 2015 hingga sekarang melalui media sosial.
“Lebih spesifik lagi, isu ini menguat semenjak Jokowi dilantik,” katanya dihadapan lebih dari 100 peserta diskusi.
Dadang juga memberikan pemahaman tentang asal muasal ideologi komunis. Paham komunis mulai lahir di era Karl Marx, seorang filsuf yang mengimpikan masyarakat tanpa kelas, ditengah modernisasi. Sejak Marx meninggal kemudian dikembangkan oleh Lenin dan Karl Trotsky. Dadang mengungkapkan, pemikiran Marx berbeda dengan Marxisme. Karena sudah mengalami pengembangan.Â
Paham komunis masuk ke Indonesia melalui Partai Komunis Indonesia. Berkembangnya isu komunis belakangan ini juga marak diperbincangkan. Dadang menyebut pemerintah tidak solid untuk menghempang isu tersebut.
“Kelemahan kita hari ini, kesadaran kita akan ideologi pancasila sangatlah kurang,” katanya.
Selain isu komunis, Dadang mengatakan isu intoleransi juga mengancam negara kita.
“Saat ini Pancasila, sedang dihadapkan tiga isu, Komunisme, Liberalisme, Dan Agamaisme,” kata Dadang.
Sementara itu, Yurial Arief Lubis menjelaskan beredarnya lambang-lambang PKI bukan semerta-merta yang menunjukkan kebangkitan partai tersebut.
“Kalau dia memang PKI, gak mungkin dia pakai simbol-simbol itu. Artinya dia belum selesai soal simbol itu,” kata Alumni FISIP USU itu.
Senada dengan Dadang, Yurial juga mengkritik pemerintah terkait wacana bangkitnya komunisme. Dia beranggapan, pemerintah kurang berperan untuk menghempang wacana ini.
“Yang dipahami masyarakat, PKI ini kan kejam. Tapi kenapa kalau memang negara ini kuat kita harus takut dengan PKI?. Kalau ideologi Pancasila tidak ditegakkan, maka akan seperti ini jadinya,” kata Yurial.
Diskusi berlangsung panjang diikuti respon positif dsri para peserta. Kabiro MENARAnews.com Biro Sumut, Nyoman Adhi Arta mengapresiasi diskusi yang digelar.
“Kami dari MENARAnews.com Biro Sumut berterima kasih diskusi ini bisa terlaksana. Kami berharap, diskusi ini bisa sering dilakukan, khususnya dikalangan mahasiswa,” pungkas Nyoman. (Yug)