MENARAnews, Medan (Sumut) – Merasa haknya diambil, belasan guru Agama Kristen mengadukan nasibnya ke Ombudsman RI Perwakilan Wilayah Sumut, Jalan Majapahit, Senin (27/02/2017).
Salah satu guru berinisial S mengaku diminta sejumlah uang saat ingin mencairkan gaji sertifikasinya. Uang itu diminta dengan dalih uang administrasi dengan sukarela. Awalnya, merasa keberatan dengan permintaan itu. Namun lama kelamaan dia menuruti.
“Awalnya saya menolak. Tapi lama kelamaan, terus ditanyai, saya gak tahan. Makanya saya kasih ajahlah,” kata S yang mengajar di SDN 067980 Medan Denai.
Namun dia enggan untuk merinci besaran uang yang diberikan. Selain mengeluhkan soal kutipan sukarela itu, S juga mengadukan soal tunjangan sertifikasi triwulan terakhir tahun 2016 yang belum diterimanya. Dia pun sudah berulang kali menanyakan hal itu kepada Kementrian Agama Kota Medan. Namun S tak mendapat jawaban yang pasti, kapan tunjangan itu dicairkan. Padahal, kalau tunjangan itu keluar, S bisa menerima uang Rp 10 juta lebih. Karena tunjangan sertifikasi dihitung berdasar gaji pokok setiap bulan.
“Kalau saya gaji pokoknya Rp 3,7 juta. Jadi lebih Rp 10 juta. Tapi kemaren bulan 10, 11 dan 12 punya saya gak keluar tunjangan sertifikasinya,” kata S. Dia mengherankan, mengapa hanya guru Agama Kristen yang tidak dicairkan. Padahal untuk yang lainnya sudah dicairkan.
“Saya mau tanya dulu, kenapa cuma Kristen yang gak cair, padahal yang lain sudah,” ujarnya.
Setelah dia bersama rekan guru lainnya menanyakan hal itu, mereka mendapat jawaban yang tidak pasti.
“Tunggu ajahlah sampai cair. Kata mereka begitu,”pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, para guru masih berbincang dengan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Wilayah Sumut Abyadi Siregar. (Yug)