http://yoloxxx.com teen camgirl mit geilen titten kommt live zum orgasmus.
spot_img

Restorasi Gambut Bukan Pekerjaan Mudah dan Murah

MENARAnews, Pulang Pisau (Kalteng) – Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) merupakan salah satu prioritas restorasi gambut. Dalam hal tersebut yang paling penting adalah pembuatan rencana restorasinya. Dimana pada pembuatan rencana tersebut berbicara tentang arah dan tujuan, termasuk dimana lokasinya kawasan gambut. Baik untuk restorasi, revegetasi, revitalisasi sumber mata pencaharian.

Hal tersebut dinyatakan oleh Deputi II, Badan Restorasi Gambut (BRG), Alue Dohong pada saat acara Konsultasi Publik Rencana Restorasi Ekosistem Gambut/Lokakarya Penyelarasan Program Restorasi Gambut Terpadu, yang dilaksanakan di Aula Bappeda Pulpis, Senin (5/12).

“Kita mengundang juga perwakilan Direktorat Irigasi Dan Rawa, Kementerian PUPR dari Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kemitraan, LSM seperti USAID Lestari, UNOPs, serta LSM lokal seperti Save Our Borneo, Pokker, Jumpun Pambelum. Mereka diundang dalam rangka mempresentasikan apa yang sudah dilakukan dalam restorasi gambut, dimana lokasinya dan bagaimana caranya, anggarannya berapa,” kata Alue Dohong.

Dalam kegiatan itu, dapat diketahui fase dalam restorasi gambut lokasinya dimana, kapan, dan estimasi kebutuhan biaya yang dibutuhkan. Nantinya, ada dokumen yang akan disahkan dan ditandatangani Bupati Pulpis sebagai panduan pelaksanaan restorasi gambut di Kabupaten Pulang Pisau.

“Siapapun melakukan harus melihat ke situ,” tegasnya.

Sebenarnya merestorasi gambut bukan pekerjaan yang mudah dan pekerjaan murah. Karena mengembalikan gambut kembali semula akibat pembangunan kanal, kebakaran ada banyak tantangan dan kendalanya.

“Tantangan dan kendalanya adalah biayanya sangat besar untuk reweting aja sampai sekitar Rp. 600 miliar hanya untuk 1 Kabupaten Pulpis, untuk revegetasi aja udah 1,2 triliun,” katanya.

Kendala selanjutnya, kapasitas teknis baik pemerintah swasta masyarakat butuh kemampuan teknis untuk merestorasi gambut, memang banyak masyarakat yang punya modal teknis dan pembibitan. Namun ini perlu di kapitalisasi atau diperbesar sehingga menjadi masif.

“Kami juga mempunyai tantangan fisik, yakni gambut yang sudah terkekspos kekeringan berulang-ulang itu membasahinyapun butuh waktu lama, karena mengalami hidrophobik atau sulit untuk menyerap air. Jadi dibasahipun akan mengambang, kita mencegah agar bawahnyapun tidak seperti itu,” jelas Alue Dohong.

Lebih lanjut, misalnya kita mempunyai progam untuk membasahi gambut dengan membangun sekat kanal, mungkin ada orang yang tidak suka dengan adanya pembangunan tersebut, dia bisa merusaknya. Tapi itu bagian dari proses. Orang yang mencari ikan ke dalam itu kan itu juga karena mungkin sumber pencaharian yang masih belum jelas.

“Maka dari itu, BRG memberikan bantuan peternakan sebanya 40 ekor sapi kepada masyarakat Desa taruna, Kec. Jabiren Raya. Hal ini sebagai upaya untuk merevitalisasi sumber pencaharian masyarakat. Kan perintah presiden telah menyatakan bahwa melakukan restorasi gambut tanpa menghilangkan mata pencaharian penduduk setempat,” pungkasnya. (zn)

Editor: Hidayat

Related Articles

Stay Connected

0FansSuka
3,745PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles

dirtyhunter.tube unique blonde woman in art erotica.