MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Banyaknya isu SARA yang muncul melalui berbagai media sosial dalam menanggapi permasalahan-permasalah sosial dan politik sepertinya menyita perhatian berbagai kalangan, salah satunya adalah Anggota Komite I DPR RI, yang mengatakan bahwa SARA yang dilakukan dalam politik mencerminkan tanpa berlandaskan pancasila.
Senator DPD RI Perwakilan Kalteng, Mawardi, mengatakan dalam politik ini harus memiliki kesantunan, tidak arogan, siapapun dan dimanapun akan dihormati bila memiliki sifat yang santun, karena ini adalah ciri khas bangsa Indonesia yang ramah tamah dan toleransi.
“Dalam politik harus menjaga kesantunan, keramahan, karena pemimpin adalah panutan, dan bila bangsa ini ingin benar-benar utuh persatuan lah yang harus benar-benar dijunjung tinggi, jangan mengutamakan ego,” ujarnaya saat dibincangi, Rabu (8/12).
Dalam politik pemimpin harus menjalankan program sesuai dengan janji yang sudah disampaikan kepada masyarakat, pemimpin itu yang satu kata dan perbuatan, dan memiliki program yang jelas.
“Karena pemimpin yang menimbulkan (isu) SARA adalah pemimpin yang tidak siap untuk bertanding,” tukas Mawardi.
Lanjutnya, Munculnya isu SARA seringkali terjadi ketika salah satu pemimpin akan bertanding dalam suatu politik, sudah pasti akan muncul banyak sara baik melalui media sosial maupun media publik lainnya.
“Ketika dalam bertanding dan kita mengalami kekalahan mestinya harus menerima jangan lalu menimbulkan SARA, sebab itu saya rasa politik yang tidak baik dan tidak berjiwa pancasila,” tegasnya.
Imbuhnya, Dengan adanya UU ITE sehingga apa yang dilontarkan di medsos yang berbau kebencian kepada sesuatu atau seseorang bisa ditindak dengan hukum, sehingga masyarakat perlu hati-hati dalam menyampaikan keluhannya. Selain itu, masyarakat juga harus lebih cerdas dalam menanggapi isu-isu yang berbau sara, sehingga tidak mudah terpengeruh dan terprovokasi.(AF)
Editor: Hidayat