MENARAnews, Kuala Kapuas (Kalteng) – Badan Narkotikan Kabupaten (BNK) Kapuas, bersama jajaran Polres Kapuas, berhasil meringkus dua pelaku penjual obat jenis Zenith, Senin (5/12) tadi malam. Dua tersangka diringkus petugas berinisial (AH) dan (PN) warga Jalan Anggrek Kota Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas.
Ditangan kedua tersangkan, petugas berhasil mengamankan sebanyak lima ribu butir obat jenis zenith didalam kantong pelastik warna ungu. Rencananya, barang telarang itu akan diserahkannya kepada pemesan, namun keburu ditangkap petugas.
Dari informasi yang dihimpun, kedua pelaku berhasil diamankan pada pukul 23.30 Wib, di kediaman kedua pelaku di Jalan Anggrek Kota Kuala Kapuas, dan langsung digiring petugas ke Mapolres Kapuas untuk diperiksa lebih lanjut.
Ketua BNK Kapuas H Muhajirin mengukapkan, bahwa penangkapan ini merupakan hari pertama pihaknya dilapangan bersamaan dengan Polres Kapuas. “Yang mana malam hari ini kita melakukan penangkapan terhadap dua orang pengedar. Ini kita dapatkan 50 box zenith yaitu kalau dijumlahkan sebanyak lima ribu butir, dan selanjutnya kita serahkan kepada aparat hukum dalam hal ini Kepolisian yang mereka lebih berkompeten dan berwenang untuk menindaklanjuti apa yang kita peroleh malam ini,” katanya.
Muhajirin yang juga merupakan Wakil Bupati Kapuas ini mengatakan, bahwa Kabupaten Kapuas sendiri belum bisa dikatakan bebas dari Narkoba obat Zenith dan obat-obat telarang lainnya. Karena memang, kata dia, Kapuas merupakan pintu gerbang yang mudah para pelaku mendapatkan barang haram tersebut di provinsi lain.
Wabup menambahkan, kornologis penangkapan berawal dari informasi masyarakat, dan pihaknya bersama jajaran Polres Kapuas langsung begerak cepat dan menangkap kedua pelaku tersebut dikediamnya.
“Ditangkap dirumahnya dan disaksikan oleh calon pembeli yang belum sempat membayar. Itu nilainya (Zenith) Rp.12 juta, karena satu box itu harganya Rp.24 ribu,” terangnya.
Kedua pelaku, kata Muhajirin, merupakan pemain lama, dan barang yang diperolehnya mencari sendiri dari di daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. “Bedasarkan keterangan PN, katanya baru melakukan dua bulan, dan AH baru satu bulan,” katanya.(kontributor)
Editor: Hidayat