MENARAnews, Ogan Komering Ilir (Sumsel) – Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tahun 2017 mengalami defisit sebesar Rp. 131,392 miliar dengan pekiraan pendapatan daerah sebesar Rp. 1,9485 triliun, belanja daerah sebesar Rp. 1,834 triliun, dan pembiayaan netto daerah defisit sebesar Rp. 245,724 miliar. Hal ini disampaikan oleh Bupati OKI, H. Iskandar, SE dalam Sidang Paripurna DPRD Kabupaten OKI dengan agenda Penyampaian Nota Pengantar Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Kabupaten OKI Tahun Anggaran 2017 pada Rabu (9/10) di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Kabupaten OKI.
Kondisi ini disebabkan penurunan pendapatan daerah yang bersumber dari dana transfer ke daerah oleh pemerintah pusat akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke-2 tahun 2016 sebesar 5,18%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini berpengaruh pada terhadap pendapatan daerah yang berasal dari dana transfer ke daerah, dimana pada tahun 2016 terjadi pengurangan dana transfer ke daerah. Diharapkan pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi nasional meningkat sehingga pendapatan daerah yang berasal dari dana transfer ke daerah akan meningkat,” sebutnya.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKI juga mengalami tren penurunan dalam tiga tahun terakhir, dimana pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,56% dan menurun menjadi 4,81% pada tahun 2015. Walaupun mengalami penurunan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKI masih tergolong lebih baik dibandingkan daerah lain.
“Perlambatan ekonomi ini juga terjadi di hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten OKI masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumsel sebesar 4,50% dan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,79%,” ucapnya.
Pada momen tersebut, dirinya juga menyampaikan bahwa Pemkab OKI telah mencatat sejumlah capaian penting dalam dua tahun terakhir dengan adanya perbaikan dalam indikator pembangunan antara lain: penurunan laju inflasi, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), peningkatan angka harapan hidup, peningkatan harapan lama sekolah, peningkatan angka melek huruf, peningkatan partisipasi sekolah, dan peningkatan rasio desa berlistrik. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) hasilnya dinilai belum memenuhi harapan.
Untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten OKI tahun 2014-2019, program pembangunan akan diprioritaskan pada bidang antara lain: pembangunan insfrastruktur pedesaan, perbaikan tata kelola pemerintahan, pelayanan pendidikan dan kesehatan, penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, ketahanan pangan, pengendalian dan pemanfaatan lahan, serta menjaga kerukunan antar umat beragama. (BA)