MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Kepolisian Daerah (Polda) Banten meminta kepada seluruh umat Islam di Banten agar tidak turut serta dalan demo lanjutan kasus dugaan penistaan agama yang diisukan akan kembali dilakukan pada tanggal 25 November mendatang. Polda menyarankan agar masyarakat Islam Banten menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian yang saat ini tengah ditangani.
“Kita ajak diskusi dengan tokoh masyarakat, untuk sama-sama bergerak sedapat mungkin mengeliminir tindak kerusuhan. Karena kita juga punya wilayah yang harus kita jaga.” Hal itu disampaikan Kapolda Banten, Brigjen Pol Listyo Sigit Prabowo ketika melakukan kunjungan kerja ke Pandeglang, Jumat (18/11/2016.
Dihadapan para unsur Muspida dan Tokoh Agama di ruang Garuda Pendopo Pandeglang, Kapolda mengajak seluruh elemen masyarakat mengeliminir tindakan provokatif yang bisa memicu kegaduhan. Menurut Listyo, tindakan pengerahan massa saat untuk mengikuti demo lanjutan itu akan berdampak terhadap citra Banten.
“Tentunya kalau ada pergerakan keluar, akan menjadi kurang bagus. Itu yang kita minta kepada seluruh elemen yang akan untuk sama sama bergerak,” imbuhnya.
Namun, lanjut Kapolda, pihaknya tetap menyiapkan langkah antisipasi ketika terjadi pengerahan massa. Polda Banten menyiapkan peningkatan keamanan sesuai eskalasi situasi tertentu. Polda siap mengerahkan 1 kompi personil untuk memback up kebutuhan anggota ketika diperlukan oleh Polri.
“Penurunan dan kesiapan kita selalu ada, disesuaikan dengan eskalasi peningkatan kegiatan yang nanti disesuaikan. Kita sudah siapkan anggota untuk memback up kebutuhan dari Polri sebanyak 1 kompi,” sebutnya.
Senada diungkapkan seorang ulama Pandeglang Abuya Muhtadi. Abuya mengingatkan agar umat Islam di Banten tidak turun dalam rencana aksi yang diisukan kembali dilakukan pekan depan. Bahkan dengan tegas, Abuya menyatakan bahwa dirinya tidak memberi arahan kepada masyarakat untuk bergerak.
“Jangan turun demo lagi. Saya tidak memberi arahan kepada umat untuk bergerak. Itu hanya jual jual nama saya,” ujarnya.
Dirinya mengarahkan agar umat Islam melakukan kegiatan lain yang lebih positif seperti istighasah. Abuya khawatir, jika aksi menyikapi kasus dugaan penistaan agama itu kembali dilakukan, akan berdampak pada sektor ekonomi.
“Lebih baik kita gelar istighasah di masing-masing tempat. Baca Yasin setiap orang 10 kali, Tahlil 1000 kali. Sudah itu saja. Biarkan proses (hukum) berlangsung. Redam emosi biar aman tentram, dikhawatirkan akan berdampak pula terhadap ekonomi,” saran Abuya. (Kr)
Editor: Irdan