MENARAnews, Banjarmasin (Kalsel) – Merebaknya Virus Avian Influenza (AI) di beberapa daerah tentu menjadi momok bagi masyarakat. Selain menyerang saluran pernapasan unggas, virus ini dapat menular ke manusia melalui udara. Kasus flu burung muncul saat pergantian musim menjelang musim hujan.
Kepala Balai Veteriner Banjarbaru, Sulaxono Hadi mengatakan virus flu burung mudah menular melalui udara. Kandang yang lembab saat musim hujan dan tidak bersih menyebabkan amonia dari tumpukan kotoran unggas menguap dan terhirup oleh unggas sehingga menyebabkan tubuh unggas lemah dan berpotensi terkena berbagai penyakit salah satunya virus flu burung.
Pasar diklaim menjadi tempat yang rentan dan beresiko dalam penyebaran virus flu burung. Petugas mengalami kesulitan untuk mencegah penyebaran virus di pasar karena ayam yang diperdagangkan berasal dari berbagai macam sumber peternakan. Sumber virus pun sulit untuk ditelusuri karena juga berasal dari berbagai daerah.
“Penyebaran virus flu burung mengikuti jalur aliran perdagangan unggas. Unggas yang berasal dari luar Prov. Kalsel, seperti Prov. Jatim, diduga dapat diselundupkan ke Prov. Kalsel melalui jalur tidak resmi atau tanpa proses karantina misalnya melalui pelabuhan kecil di sungai-sungai dan bahkan melalui jalur resmi yang pengawasannya kurang ketat. Selain itu, migrasi burung baik dari tenggara Siberia melalui koridor daratan timur (Eastern Inland Corridor) maupun dari timur Rusia melalui Koridor Pasifik (Pacific Corridor) yang singgah di Pulau Kalimantan diduga berpotensi membawa virus flu burung” jelasnya di Kantornya di Banjarbaru.
Dampak dari virus flu burung tersebut tidak hanya mengancam kesehatan namun tentu mempengaruhi sektor perekonomian yang kini sedang terpuruk. Banyak peternak yang rugi hingga ratusan juta rupiah hingga dikabarkan tidak dapat melanjutkan usaha ternaknya. Menindaklanjuti kondisi tersebut, pemerintah melalui Balai Veteriner Banjarbaru yang berada dibawah Kementerian Pertanian telah berupaya melakukan penyidikan dan diagnosa serta deteksi dini terhadap wabah penyakit flu burung.
“Telah dilakukan penyuluhan kepada peternak dan sosialisasi/public awareness kepada masyarakat terkait pentingnya bio security baik melalui media massa, siaran TVRI dan RRI, maupun pembagian pamflet pada saat pameran. Selain itu, rakor dengan dinas peternakan di 58 kab/kota se-Kalimantan serta bekerja sama dengan Balai Karantina yang berada di Bandara dan Pelabuhan. Pelayanan pengujian secara cepat dan prioritas dilakukan untuk dapat memberikan informasi kepada masyarakat. Selain itu, aktif melakukan surveilan atau pengambilan sampel secara rutin dua kali dalam setahun. Balai juga akan merespon laporan-laporan terkait wabah penyakit hewan dari masyarakat” katanya.
Untuk mencegah dan mengurangi resiko penularan virus flu burung, pihaknya menghimbau masyarakat, khususnya peternak untuk menerapkan konsep bio security pada kandang ternak dan melakukan desinfeksi serta vaksinisasi secara rutin. Selain itu, masyarakat diharapkan aktif melaporkan wabah penyakit yang menyerang unggas ke petugas kesehatan hewan agar segera mendapat penanganan. (FS)
Editor : Hidayat