MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Menyikapi isu banjir yang setiap tahunnya terjadi di beberapa titik di Kota Palangka Raya, kembali ditanggapi oleh Wakil Walikota Palangka Raya, Mofit Saptono Subagio. Orang nomor dua di kota yang bermottokan ‘Kota Cantik’ ini bahkan menolak bila sejumlah titik kawasan di kota tersebut dikatakan banjir.
“Yang terjadi itu bukan banjir tetap hanya genangan atau flooding saja, jadi tolong dibedakan antara banjir dengan genangan,” tandasnya, Selasa (8/11), di Palangka Raya.
Menurutnya, perbedaan tersebut terletak dengan lamanya durasi air, dimana kalau banjir sebutnya kondisi air akan bertahan lama. Sedangkan bila genangan air hanya bersifat sementara dan dengan cepat berlalu.
“Kalaupun genangan air terjadi pada sejumlah titik kawasan itu dikarenakan sistem konektivitas drainase belum optimal, yang mana ketika hujan turun deras permukaan air, sebut saja yang terutama terjadi pada Sungai Kahayan dan Sungai Sebangau, dimana buangan air dalam kondisi naik, sehingga terakumulasi terjadi perlambatan, hingga air menyebar kesejumlah titik kawasan yang kemampuan drainasenya belum optimal,” bebernya.
Mofit pun menyampaikan salah satu upayanya mengatasi terjadinya genangan air akibat meluapnya aliran air sungai, maka Pemko Palangka Raya akan membangun tiga buah drainase utama di kawasan kota setempat.
“Akan ada tiga saluran utama yaitu saluran IX di Jalan Hiu Putih lingkar luar sepanjang 9 kilometer, saluran X di Jalan Umpu Kakah lingkar luar sepanjang 12 kilometer, dan saluran XI di Jalan Yos Sudarso lingkar luar sepanjang 8 kilometer,” jelasnya.
Pembangunan tiga drainase utama ini rencananya akan dimulai pada Januari 2017 mendatang dengan tenggang waktu pengerjaan selama 8 bulan.
“Jadi pembangunan drainasenya selesai bertepatan dengan datangnya musim hujan tahun 2017 nanti. Kita harus kerja maksimal, jangan sampai masyarakat mempertanyakan hasilnya malah tidak optimal. Terlebih dana pembangunan sebesar Rp10,3 M,” ujarnya.
Mofit juga meminta agar instansi terkait segera memulai mensosialisasikan rencana pembangunan tiga drainase utama tersebut kepada masyarakat, yang direncanakan pada awal Desember 2016 ini.
“Sebenarnya sudah sangat terlambat, harusnya 3-6 bulan sebelumnya. Jelas ini akan mengakibatkan shock bagi masyarakat yang tanahnya terkena pembangunan, tapi semuanya demi kebaikan,” tutupnya.(AF)
Editor: Hidayat