MENARAnews, Palangka Raya (Kalteng) – Upaya meningkatkan produksi tanaman pangan petani, perlu pengawalan secara optimal baik melalui perluasan areal tanam, peningkatan Indeks Pertanaman (IP), peningkatan produktivitas, dan pengamanan produksi dari serangan OPT.
Untuk melakukan hal tersebut, Pemerintah Daerah melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait membutuhkan data yang up to date agar dapat dimanfaatkan untuk mengambil kebijakan pada waktu yang tepat.
Hal tersebut ditekankan pada kegiatan rapat koordinasi rekonsiliasi perhitungan Angka Ramalan (ARAM) II Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016 yang dilaksanakan senin (3/10) di Hotel Luwansa Kota Palangka Raya yang dihadiri seluruh Dinas Pertanian Kobupaten se Kalteng serta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kalteng.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng, Tute Lelo dalam sambutanya menyampaikan, perhitungan ARAM II ini sangat penting, agar dapat secara dini melakukan evaluasi terhadap kinerja produksi tahun 2016.
“Khususnya realisasi LP (Luas Panen -red) dan produktivitas pada bulan Januari sampai Agustus dan sebagai early warning untuk memacu peningkatan LP dan produktivitas pada Sub Round III September – Desember,” jelas Tute Lelo menyampaikan.
Dijelaskanya, Perhitungan Pra ARAM 2 untuk sementara menunjukkan, produksi padi 893.202 ton Gabah Kering Giling (GKG) tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 37.250 ton atau 4,17%, untuk produksi jagung mengalami peningkatan sebesar 7.348 ton atau 89,73%, dan kedelai meningkat 2.738 ton atau 116,95%.
Ditengah-tengah gencarnya berbagai program Upsus Pajale oleh Pemerintah Pusat, dan kondisi iklim yang cukup baik pada tahun 2016 ini, seharusnya terjadi peningkatan LT, LP dan produktivitas padi secara signifikan.
“Angka Ramalan, ASEM, maupun ATAP, merupakan informasi yang digunakan secara resmi oleh pemerintah untuk mengevaluasi pencapaian kinerja dari tanaman pangan.” paparnya.
Pihaknya juga terus melakukan evaluasi terhadap capaian LT dan LP baik secara mingguan, bulan maupun pada periode perhitungan ARAM seperti saat ini.
Dirinya juga menekankan, Data LT, LP agar dilakukan sinkronisasi dengan BPS sebelum dilaporkan ke Provinsi. Pelaksanaan Ubinan Swakarsa perlu dikoordinasikan lokasinya dengan BPS, supaya dapat menjabarkan keterwakilan kondisi lapang.
“Perlu melakukan pemetaan terhadap pertanaman berbagai varietas, agar dapat lebih spesifik lagi dalam memotret produksi aktual di lapangan,” tutupnya. (arli)
Editor: Hidayat