MENARAnews, Palangka Raya – Beredarnya uang palsu di lingkungan masyarakat Kota Palangka Raya membuat Bank Indonesia cabang Kalteng, melakukan sosialisasi kepada masyarakat Pahandut Kec. Pahandut untuk mengantisipasi peredaran uang palsu.
Surya handani, Kasir I KPW Palangka Raya, mengatakan bahwa peredaran uang palsu di Kota Cantik Palangka Raya masih sangat kecil, dan masyarakat yang melapor pun masih sedikit.
“Untuk di Kota Palangka Raya, Peredaran uang palsu masuh sangat kecil, penyebabnya masyarakat masih merasa takut untuk melapor karena beberapa hal, salah satunya takut tertuduh,” jelasnya saat diwawancarai seusai sosialisasi, Rabu (12/10).
Bahkan dirinya menjelaskan, secara nasional pun peredaran uang palsu di lingkungan masyarakat juga masih rendah, yakni tidak mencapai 0,1 persen dari jumlah uang yang beredar, jadi bisa dikatakan sangat kecil untuk peredaran uang palsu.
“Peredaran uang palsu kalaupun ada didominasi dengan pecahan yang besar antara Rp 50.000 dan pecahan Rp 100.000, karena pelaku ingin mengambil keuntungan yang banyak,” tukasnya.
Dia menghimbau kepada masyarakat untuk mendeteksi Dini uang palsu, dengan melakukan 3D yaitu dengan cara Dilihat, Diraba, Diterawang. Jika ada kesadaran masyarakat untuk melakukan hal itu bisa menjadi antisi dini.
“Selain tugas BI memberantas peredaran uang palsu, kita juga melakukan pengawasan kepada peredaran uang yang layak beredar, dan mengedarkan secara tepat waktu,” katanya.
Lanjut Surya, pihaknya mengharapkan kepada masyarakat Palangka Raya khususnya untuk tidak takut melaporkan jika ada temuan uang palsu, sebab dengan laporan tersebut kita bisa memutus mata rantai peredaran.
Sementara, Masmiah selaku masyarakat mengaku kurang mengetahui ciri-ciri dan perbedaan uang palsu, menurutnya Bank Indonesia semestinya gencar melakuakan sosialisasi kepada masyarakat terutama pedagang kecil.
“Kita pernah mendapatkan uang palsu, dan saya tau bahwa uang itu palsu ketika ingin mengisi bensin di SPBU, ketika itu uang saya ditolak petugas karena palsu, padahal uang tersebut saya dapatkan dari orang yang belanja di warung saya, saya ingin melapor ke BI tetapi takut, sehingga saya biarkan saja,” celetuknya. (AF)
Editor: Hidayat