MENARAnews, Pandeglang (Banten) – Sebanyak 7 pelajar yang tengah asik bermain game di Warnet saat jam sekolah, digelandang petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pandeglang. Ketujuh pelajar itu berasal dari 5 sekolah berbeda, yakni MAN 1 Pandeglang, SMP Negeri 1 Baros, SMK 2 Pandeglang, SMK PGRI, dan SMP Negeri 1 Majasari.
“Kita susuri tempat yang ada permainan dan warung-warung yang biasa ramai dengan pelajar. Selain sebagai agenda rutin, penertiban terhadap pelajar yang berkeliaran ini juga dilakukan atas banyaknya laporan dari masyarakat,” ujar Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Pandeglang Entong Haromaen, Senin (31/10).
Hasilnya, petugas mampu mengamankan tujuh pelajar tersebut. Sebetulnya, Satpol PP sempat mengamankan 10 pejalar. Namun sayangnya, 3 pelajar lain berhasil melarikan diri. Sedangkan 7 pelajar yang berhasil diamankan, lalu diberikan pembinaan oleh petugas dengan olahraga ringan dan Latihan Baris Berbaris (LBB).
“Ada 10 orang, tetapi 3 lari 7 tertangkap. Ada 1 siswa yang kita potong rambutnya karena tidak mencerminkan sebagai pelajar, tetapi itu hanya sebatas peringatan saja,” bebernya.
Mereka juga dipaksa untuk membuat surat pernyataan untuk tidak mengulang perbuatan yang sama. Sebelum dijemput oleh pihak sekolah atau wali murid, 7 pelajar ABG itu dilarang meninggalkan kantor Satpol PP.
“Setelah pembinaan disini, menjadi ranah sekolah. Kita telpon gurunya Kita tidak akan izinkan kalau guru atau orang tuanya datang ke kantor,” terang Entong.
Salah seorang pelajar, Rizki Ramadhan membantah jika dirinya bolos sekolah. Ia menuturkan, alasannya tidak masuk sekolah lantaran kesiangan. Ketika akan kembali ke rumah, pelajar berusia 16 tahun itu mengaku hanya ingin menyempatkan diri sebentar di Warnet. Namun naas, baru saja memasuki bilik Warnet dirinya langsung diciduk petugas Satpol PP.
“Kesiangan. Tadinya mau pulang, tetapi mampir dulu ke Warnet. Saya kapok dan enggak mau ulangi lagi,” janjinya.
Setelah hampir 4 jam ditahan oleh petugas, ketujuh pelajar tersebut akhirnya diperbolehkan pulang setelah mereka dihampiri oleh guru masing-masing. (Dnd)
Editor: Irdan