MENARAnews, Banda Aceh (Aceh) – Indonesia Corruption Watch (ICW) mengumumkan hasil temuannya tentang kasus korupsi di bidang pendidikan selama kurun waktu 2006-2015 yakni mencapai 1,3 triliun rupiah. Nilai kerugian tersebut didapatkan dari penanganan 425 kasus dan melibatkan 618 tersangka serta modus yang paling sering digunakan adalah penggelapan dan mark up.
Staf Divisi Investigasi ICW, Wana Alamsyah menjelaskan, pada tahun 2013 terjadi kenaikan nilai kerugian negara yang signifikan mencapai 538 miliar. Salah satu kasus yang diungkap pada tahun itu adalah kasus dugaan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) TA 2011-2012 tentang pembelian buku.
“Kerugiannya negara dari korupsi dana BOS itu sampai 9 miliar rupiah,” ungkapnya dalam acara siaran pers di Kantor Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) (1/9).
Bagian Monitoring Korupsi dan Pengawasan Peradilan MaTA, Saryulis menambahkan, untuk wilayah Aceh selama tahun 2015 terjadi tujuh kasus korupsi yang ditemukan. Dari ketujuh kasus korupsi tersebut, empat kasus masih dalam proses penyidikan sampai saat ini, yakni kasus Dana BOS di SD Nusantara Education Aceh Tenggara, Dana Pembangunan Gedung Madrasah Sabang, Pembangunan Gedung SD Aceh Selatan, dan Dana Komite Sekolah di Meulaboh.
Untuk itu, ICW menyimpulkan bahwa Kasus korupsi sektor pendidikan selama 10 tahun terakhir paling banyak terjadi di Dinas Pendidikan dan sekolah. Dana yang paling rentan dikorupsi pada sektor pendidikan adalah Dana Alokasi Khusus diikuti oleh dana BOS, dana infrastruktur sekolah, dana sarana dan prasarana, dan dana buku pelajaran. (AM)