MENARAnews, Banda Aceh (Aceh) – Pelaksanaan Pemilu 2017 dinilai Saifuddin Bantasyam, SH., MA menjadi momentum penting bagi Aceh. Dosen FH dan FISIP Unsyiah ini menjelaskan, masa jabatan Gubernur/Wakil Gubernur maupun Wali Kota/Wakil Wali Kota yang terpilih pada Pemilu ini akan menentukan Aceh setelah Dana Otsus yang diberikan pusat hanya 1%.
Merujuk Pasal 183 ayat (2), pemerintah Aceh mendapatkan Dana Otsus setara 2% pagu Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional mulai 2008 sampai 2022. Selanjutnya selama 2023 sampai 2028 besaran Dana Otsus yang akan diterima pemerintah Aceh setara 1% pagu DAU Nasional.
Menurut Saifuddin Bantasyam, kondisi tersebut akan sangat berpengaruh pada Aceh jika didasari dengan pandangan terhadap kesejahteraan Aceh saat ini dimana Dana Otsus yang sangat banyak.
“Mumpung masih dua persen dari alokasi umum nasional, mari kita memilih pemimpin yang membawa kemajuan bagi Aceh,” ujarnya dalam acara Seminar dan Lokakarya bertema Peran Pemuda dan Remaja Masjid dalam Menyukseskan Pilkada Aceh yang Damai dan Bermartabat di Masjid Jami’ Unsyiah (3/9).
Kepala Kesbangpol Aceh Saiful Mahdi menyampaikan, dalam menciptakan Pemilu Damai, seluruh elemen bangsa harus berkontribusi. Masyarakat harus mampu melakukan kontrol sosial untuk menjaga jalannya Pemilu.
“Penggunaan slogan, pokoknya harus menang itu berarti menghalalkan segala cara, itu sangat tidak boleh dilakukan,” tuturnya.
Sementara itu, Kasubdit Politik Dit Intelkam Polda Aceh, AKBP Alfian menerangkan kondisi Kamtibmas Aceh saat ini yang sudah mulai memanas harus dapat diatasi untuk penyelenggaraan Pemilu Damai.
“Jangan mau diprovokasi dan takut untuk diintimidasi. Kita sudah cukup lama menderita,” pesannya kepada seluruh peserta seminar yang hadir. (AM)